Tampilkan postingan dengan label CERITA SEK BERGAMBAR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CERITA SEK BERGAMBAR. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 Desember 2015

Cerita Tante Santi Doyan Sex

Cerita Tante - Cerita Sex ini terjadi beberapa tahun yg lalu, ini bermula saat aku sedang membantu sahabatku yg sedang melaksanakan persiapan pernikahannya di rumahnya. Lazimnya acara pernikahan pasti banyak orang yg turut membantu keluarga sahabatku itu, dari mulai tetangga sampai teman2 bermain sahabatku itu. Dari sekian banyak orang yg membantu itu ada salah seorang wanita yg menarik perhatianku.






Wanita ini memakai gaun pesta yg sangat anggun dan seksi, dia memakai gaun terusan warna ungu dengan belahan rok memanjang hingga sampai ke pertengahan pahanya. Bila dia berjalan pasti kulit mulus pahanya sekilas mengintip, membangkitkan gairah siapapun yg melihatnya, terutama aku sendiri. Wajahnya biasa saja tapi karena kulitnya putih mulus membuat gairahku bangkit, aku berkhayal seandainya aku bisa menyentuh kulit mulusnya itu aku pasti akan melakukan apapun yg diminta.



Aku berusaha mencari tahu siapa gerangan wanita itu. Rupanya dia adalah adik mamanya, umurnya kutaksir sekitar 30 thn-an dan dia telah mempunyai putra 2 orang. Suaminya tidak bisa hadir karena sedang mengurus bisnisnya di luar kota. Aku sering meliriknya terutama saat dia berjalan, putih pahanya menyilaukan mataku dan membangkitkan gairahku. Rupanya diam2 dia mengetahui kalau aku sering mencuri2 pandang terhadapnya. Suatu saat aku terpergok dirinya saat aku sedang melirik ke belahan dadanya yg sedikit telihat dari luar gaunnya, sontan aku sangat malu dan takut seandainya dia marah lalu mengadukan perbuatanku itu pada keluarga sahabatku itu, duuh malunya aku seandainya dia lakukan itu.



Tetapi rupanya dia tidak marah, malah justru tersenyum saat dia mengetahui aku sedang mencuri pandang ke arah bagian tubuhnya. Bukan main senangnya hatiku saat mengetahui dia tidak marah karena kenakalan mataku, mudah2an ini pertanda baik bagiku, batinku berkata. Aku mencari cara agar aku bisa berdekatan lalu berkenalan dengannya, tapi karena keadaan yg serba sibuk saat itu membuatku tidak mempunyai kesempatan untuk mendekatinya.



Akhirnya kesempatan itu tiba saat aku diminta tolong oleh mamanya sahabatku untuk mengambilkan pesanan kue di toko langganan mamanya, dan yg membuat hatiku bersorak adalah kala mamanya menyuruh adiknya untuk mengantarku ke toko kue itu. Dengan menggunakan mobilnya kami berangkat hanya berdua, wah kesempatan emas nih, sorak batinku dalam hati.



Dalam mobil aku ingin memulai pembicaraan dan berkenalan dengannya tapi entah mengapa bibirku terasa kelu, aku jadi serba salah karena selama di mobil pahanya yg putih bersih tersingkap sebagian karena bentuk belahan gaun dan posisi duduknya yg seakan2 sengaja membiarkan pahanya terbuka. Sesekali aku melirik ke arah pahanya dan tanpa terasa adikku perlahan mulai bangkit, ini membuatku jadi salah tingkah. Dia rupanya diam2 juga memperhatikan tingkah lakuku dan semakin menggoda diriku dengan gerakan kakinya yg membuat belahan gaunnya semakin lebar terbuka, membuat pahanya semakin kian terlihat olehku.



"Hayo, tadi liatin apa waktu di rumah?" ucapnya memecahkan keheningan. Aku yg mendapat pertanyaan itu sontan memerah, aku tersipu tapi pura2 tidak mengerti apa maksud pertanyaanya itu.


"Kamu nggak usah bohong deh ama mbak, mbak tau kok tadi kamu ngelirik ke arah mbak terus, emang ada yg aneh ya..?" pancingnya kepadaku.


"Emm, nggak kok mbak, eh gimana ya mbak, aduh aku jadi nggak enak kalau mau terus terang ama mbak, takut mbak marah nanti" jawabku kikuk karena aku takut dia marah bila dia tau aku bernafsu oleh tubuhnya yg indah itu.

Dengan tertawa kecil dia mendesakku untuk mengatakannya, akhirnya dengan sedikit malu2 aku berterus terang bahwa aku suka melihat pahanya yg putih mulus itu. Selesai berkata begitu aku menjadi tambah gugup karena aku takut dia akan marah mendengar penjelasanku tadi. Tetapi dia hanya tertawa lalu tanpa kuduga sama sekali dia lalu berkata,Cerita Tante


"Emang kamu belum pernah megang paha cewek, kalau kamu mau megang pahaku pegang aja tapinggak boleh ngelantur megangnya ya.." katanya sambil tersenyum padaku.


"Bener nih mbak, mbak nggak marah.." jawabku memastikan ucapannya.



Dia tidak menjawab tapi tangannya langsung bergerak meraih tanganku lalu meletakkannyadi pahanya. Aku yg mendapat perlakuan seperti itu sontan menjadi lebih berani, kubelai pahanya dan kurasakan kulit mulusnya yg hangat menyentuh telapak tanganku. Kubelai2 pahanya dan sesekali kuremas gemas, lalu perlahan tanganku menelusup ke balik gaunnya merayap naik ke arah selangkangannya. Saat ujung jariku menyentuh kain penutup bagian paling sensitifnya, kudengar lenguhan tertahannya. Aku semakin bersemangat, perlahan kutelusupkan jariku ke pinggiran kain berendanya lalu mulai mulai memasuki celana dalamnya. Aku dapat merasakan bulu2 halus di sekitar vaginanya, tonjolan yg ada di dalam celana dalamnya kurasakan semakin keras mengacung. Aku menjadi semakin lupa diri, tapi saat jariku mulai menyentuh bibir vaginanya yg telah membasah, dia menahan tanganku lalu memberi isyarat keluar. Rupanya kami telah tiba di tujuan. Setelah merapikan gaunnya yg sedikit berantakan karena kenakalan tanganku tadi, kami beranjak keluar dari mobil lalu menuju ke toko kue langganan mama temanku dan mengambil kue pesanannya.



Dalam perjalanan pulang kembali ke rumah temanku aku ingin mengulang kembali usahaku tadi yg sempat terhenti, tetapi dengan halus dia menolakku dan mengatakan nanti saja lain hari dia akan mengajakku ke rumahnya guna menuntaskan hasrat kami yg sempat tertunda hari ini. Aku sangat senang mendengar ucapannya, lalu kucium pipinya dengan penuh gairah. Dia hanya tertawa kecil mendapat perlakuanku itu. Selama perjalanan kami hanya berbicara seadanya tapi tanganku sesekali mengelus paha mulusnya dan tangannya sempat beberapa kali meremas kejantananku seakan tak sabar ingin menikmatinya.


Namanya Santi, dia mengaku sering merasa kesepian karena suaminya jarang berada di rumah, suaminya adalah seorang pebisnis sukses yg mempunyai beberapa anak perusahaan sehingga dia lebih sering berada di luar rumah mengurus bisnisnya ketimbang istrinya yg seksi ini. Lalu kita saling bertukar nomer telepon dan dia berjanji akan menghubungiku nanti bila saatnya tepat.



Setelah kejadian itu aku selalu teringat akan dirinya dan berharap dia akan mengajakku main ke rumahnya lalu bercinta dengannya, aku tidak berani menghubunginya karena aku takut bila ada suaminya di rumahnya aku takut rencanaku bisa berantakan bila ketauan dengannya. Akhirnya Sinta menghubungiku, saat itu aku baru mandi pagi dan sedang bersiap akan keluar mencari pekerjaan karena saat itu aku masih pengangguran. Dia mengundangku untuk ke rumahnya, dia bilang anak2nya sedang sekolah dan pembantunya sedang pulang ke kampungnya kemarin menengok anaknya yg sakit. Saat ini dia sedang sendirian di rumah dan mengajakku memanfaatkan waktu yg ada bersama. Bukan main senangnya hatiku, dengan bergegas aku berpamitan pada orang tuaku, kukatakan aku akan pergi melamar kerja seperti biasanya.


Cerita Sex Singkat cerita sampailah aku di alamat rumah yg diberikannya, dia tinggal di sebuah komplek perumahan elit. Kulirik sesaat jam tanganku, jam 9 kurang, berarti ada waktu beberapa jam sebelum putra2nya pulang dari sekolah, pikirku. Kupencet bel rumahnya, lalu tak lama kemudian dari rumah itu terdengar sebuah suara yg kukenal tapi sosoknya tidak keluar rumah, yg menyuruhku untuk langsung masuk dan mengunci kembali pagar depan rumahnya. Setelah mengunci pagar aku langsung bergegas masuk ke rumahnya. Saat aku telah berdiri di hadapannya barulah kusadari ternyata dia hanya memakai gaun tidur yang sangat merangsang. Warnanya hitam dan ukurannya sangat pendek hingga sebagian pahanya dapat terlihat jelas olehku, dan yg paling membuatku bernafsu adalah ternyata dia tidak mengenakan apa2 lagi di balik gaunnya itu. Itulah sebabnya dia tadi tidak membukakan pagar rumahnya dan hanya berteriak menyuruhku masuk, rupanya dia telah merencanakan semua ini, batinku berkata.



Lalu tanpa dikomando kami bergerak saling rangkul dan bibirnya adalah sasaran pertamaku. Kami berciuman dengan sangat panas, lidah kami saling berbelit di dalam rongga mulut kami. Tangannya erat merangkul pinggangku, tangan kananku mengelus punggungnya dan tangan kiriku meremas bokongnya gemas. Sekitar lima menit-an kami bercumbu dengan posisi itu sampai dia melepaskan pagutannya pada bibirku lalu menyeretku menuju kamarnya yg terletak di tengah. Setelah menutup dan mengunci pintu kamar dengan nafas memburu dia lalu mulai mempreteli bajuku satu persatu sampai tak tersisa, akupun tak mau kalah kulepaskan gaun tidurnya sampai kami sama2 polos tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami.


"Wow gede banget kontolmu Lingga, mbak pengen banget ngerasain kontolmu ini.." katanya sambil meraih kontolku dan dengan cepat dikulumnya. Aku hanya mendesah lirih saat bibir dan lidahnya bermain di kejantananku, kadang aku meringis nikmat saat lidahnya dengan lincah menggelitik ujung kontolku, membuat kejantananku semakin keras menegang.



Kepalanya bergerak liar maju mundur kadang berputar di kejantananku, menimbulkan sensasi nikmat yg sukar kuungkapkan dengan kata2. Sekitar 15 menit dia mengulum kontolku, lalu dia berdiri dan mengulum bibirku, kemudian dia beranjak ke ranjang, duduk di tepian ranjang sambil membuka kakinya lebar2. Aku mengerti keinginannya lalu aku berjongkok di depannya, kupandangi sejenak vaginanya sambil jariku meraba klitorisnya yg kulihat telah berdiri mengacung.



"Ayo sayang, jangan diliatin aja dong..cepet jilatin punya mbak, aku udah nggak tahan nih.." rintihnya memohon padaku untuk memulai aksiku sambil tangannya meraih kepalaku lalu didekatkan ke arah vaginanya. Dengan gerakan cepat dan tiba2 aku langsung menerkam klitorisnya dengan kedua bibirku lalu menguncinya erat. Lenguhannya keras terdengar saat aku lakukan itu.


"Aah sayang..kamu nakal ya, kamu ja..eugh" ucapannya terputus saat lidahku dengan gerakan cepat menyapu klitorisnya, kadang kutekan kepalaku ke arah vaginanya dan kutempelkan lidahku pada vaginanya rapat, lalu dengan gerakan cepat kugerakkan kepalaku berputar dengan posisi lidahku masih erat menempel di klitorisnya. Lenguhan dan erangannya semakin keras tersengar memenuhi seluruh ruang, nafasku dan nafasnya sudah sama2 memburu. Vaginanya semakin basah, cairan dari dalam vaginanya bercampur dengan air ludahku membuat vaginanya berkilat tertimpa cahaya lampu.



"Udah sayang..masukkan kontolmu, aku udah nggak tahan, aku mau..ughh.." rintihnya sambil tangannya menarik tubuhku naik, berharap aku segera memasuki tubuhnya. Tapi aku sengaja bertahan, aku ingin dia merasakan orgasme pertamanya dari permainan lidah dan bibirku. Kugencarkan seranganku pada vaginanya sampai kurasakan tiba2 tubuhnya menegang kaku, kedua pahanya erat menjepit kepalaku dan tangannya kuat meremas sprei. Diiringi jerit nikmat tubuhnya lalu menyentak liar tak terkendali, pinggulnya terangkat sejenak lalu tubuhnya lunglai, kedua kakinya lemah terbujur ke lantai. Matanya rapat terpejam dan bibirnya setengah terbuka menggumamkan erangan lirih. Aah rupanya dia telah mendapat orgasme pertamanya, pikirku senang.


Aku bergerak berdiri lalu kuangkat seluruh tubuhnya yg telah lunglai ke atas pembaringan, kemudian aku berbaring disisinya. Kupandangi wajahnya yg penuh keringat, kuseka keringat yg menetes di wajahnya lalu kukecup dahinya lembut. Mendapat perlakuanku itu matanya terbuka lalu bibirnya tersenyum, sambil mencubitku gemas dia memelukku erat.



"Kamu nakal ya, kamu bikin mbak keluar bukan pake kontolmu gede itu tapi malah pake bibirmu yg memble itu.." cibirnya seraya mencubit gemas pipiku.



"Tapi rasanya sama enak kan mbak" sahutku sambil meremas lembut dadanya.


Dia mencubit pipiku lagi lalu berkata, "Ternyata kamu pinter juga ya, hayoo ketauan kamu sering begituan ama cewek yaa.." selidiknya sambil memasang muka masam.



"Aah nggak kok mbak, aku cuma sering nonton film BF, jadi aku tau gimana cara muasin cewek" balasku menangkis tudingannya.


"Udah nggak apa2 kok, mbak malah senang kamu udah pinter, kan mbak nggak perlu ngajarin kamu lagi kan, naah sekarang mbak mau ngerasain kontolmu itu sayang.." sahutnya sambil tangannya meremas kontolku yg masih tegang dengan gemas.



Mendengar ucapannya itu aku langsung mencium dadanya, kuciumi kedua payudaranya dengan lembut tapi puting susunya sengaja aku tidak lumat, hanya aku sentuh dan gesek dengan bibirku sambil sesekali kugesekkan ujung hidungku pada puting susunya yg mulai mengeras. Dia hanya merintih geli saat kulakukan itu, lalu dengan gerakan cepat dan tiba2 aku menerkam puting susunya yg sebelah kiri dengan bibirku. Kugigit lembut putingnya dengan bibirku lalu kubuat gerakan memelintir puting susunya, tubuhnya tersentak sedikit saat kulakukan itu. Tangannya meremas rambutku lembut, mulutnya menggumamkan kata2 tidak jelas pertanda birahinya mulai beranjak naik lagi. Tanganku bergerak meremas dadanya yg sebelah kanan, lalu kupelintir puting susunya dengan dua jariku, perlahan kurasakan kedua puting susunya makin mengeras. Tangannya makin kuat meremas kontolku dan kurasakan sedikit sakit saat jarinya meremas kontolku dengan agak kuat, kugeser pantatku sedikit agar remasannya pada kontolku bisa sedikit berkurang.



Puas bermain di dadanya, kugeser tanganku perlahan menuruni tubuhnya, kuraba perutnya yg masih rata tanpa lemak walau sudah pernah melahirkan lalu semakin turun ke bawah ke arah vaginanya. Kakinya semakin dilebarkan saat jemariku sampai di daerah paling sensitif di tubuhnya. Jari telunjukku kuletakkan tepat di atas klitorisnya dan jari tengahku menyentuh permukaan bibir vaginanya yg telah mulai membasah lagi. Kugerakkan kedua jariku berirama dan kuhisap kuat2 puting susunya, perlakuanku itu membuatnya makin tidak mampu menahan diri. Tiba2 dia mendorong tubuhku lalu dengan cepat dia menaiki tubuhku.


"Kamu nakal..awas ya sekarang giliran kamu kubikin lemes.." ucapnya sambil memegang kontolku lalu diarahkannya ke arah vaginanya yg telah merekah basah. Setelah dirasa pas lalu dia menekan pinggulnya perlahan, erangan nikmat keluar dari mulut kami bersamaan saat kulit kelamin kami mulai bersentuhan, nikmat sekali. Karena vaginanya telah sangat basah maka dengan mudah seluruh kontolku dapat masuk ke dalam vaginanya, lalu pinggulnya mulai bergerak naik turun dengan cepat. Kuimbangi gerakan naik turunnya dengan arah berlawanan, jadi penetrasi yg terjadi semakin dalam dirasakannya. Kontolku terasa dijepit oleh vaginanya, aku tidak menyangka walaupun dia pernah melahirkan sampai 2 kali ternyata vaginanya masih sangat nikmat, mampu menjepit dan memberikan gesekan nikmat pada kontolku.



Suara berkecipak akibat kelamin kami yg beradu ditambah suara rintihan dan erangan nikmat dari mulut kami membuat suasana kamar menjadi semakin erotis. Kuremas kedua payudaranya yg bergelantungan di atas tubuhku, kupilin puting susunya kadang kutarik lembut hingga membuatnya makin tak mampu menahan diri. Beberapa menit kami melakukan ini, aku berusaha bertahan untuk tidak keluar terlebih dulu, karena aku ingin memberinya kepuasan ganda hari itu. Akhirnya puncak kenikmatan itu mulai dirasakannya, rintihan nikmatnya makin kuat terdengar.



"Uugh sayang, aku mau keluar lagi..eempf.." rintihnya, tangannya kuat mencengkeram dadaku dan kurasakan kukunya mencakar kulit dadaku. Dibarengi teriakan nikmatnya lalu tubuhnya menegang kaku sesaat, kedua matanya rapat terpejam dan mulutnya terbuka menggumamkan jerit kenikmatan. Mendengar rintihan nikmatnya membuatku tak mampu lagi menahan diri, aku juga mulai merasakan adanya aliran yg semakin kuat membuncah di kontolku seakan ingin meledak.



"Aah mbak..Santii..aku juga..aahh.." ucapku tersendat saat air maniku tak mampu lagi kubendung menyemprot kuat di dalam vaginanya. Mendapat semprotan air maniku yg kuat di dalam vaginanya membuat dirinya orgasme untuk ketigakalinya. Saat orgasmenya yg ketiga dia melumat bibirku dengan buas, teriakan nikmatnya tertahan di dalam mulutku bercampur dengan erangan nikmatku. Kami saling berpelukan erat menikmati sisa orgasme yg kami rasakan, kontolku masih tertancap kuat di dalam vaginanya. Bibirku dan bibirnya saling melumat, dengan mata terpejam kami menikmati sensasi nikmat ini.



Setelah rasa nikmat itu mulai mereda, tubuhnya bergulir lunglai ke sisiku. Kami memandangi langit2

Cerita Sek Bergambar - Memek Tante Lidya Berdenyut

Cerita Memek - Cerita Sex. Di rumahku hanya ada pembantu, yang usianya sekitar 35 tahun, biasa dipanggil tante lidya. Tapi jangan kaget lho! badannya terawat dan masih kencang, walaupun kulitnya agak hitam (hitam manislah menurutku). Agak kaget juga saya, setelah dibukakan pintu, kulihat dia mengenakan baju kaos yang agak ketat dan rok putih yang selutut. Tetapi tonjolan di dadanya itu, membuat darahku berdesir cepat.






Perlahan dilepaskannya roknya, dan terlihatlah pahanya yang mulus dengan celana dalam warna pink. Agak lama kupandangi, karena itu benar-benar pemandangan yang indah, dan kejantananku mulai membengkak di celanaku. Perlahan kupegang celana dalamnya, dan kudekatkan wajahku ke arah celana dalamnya. Wow.., baunya wangi sekali, mungkin dia baru mandi tadi.


“Sudah cukup kan..?” katanya sambil menjauhkan wajahku dari pahanya dan mencoba memakai roknya lagi.


Tetapi hal itu dengan cepat kucegah, “Ntar dulu tante, aku pingin lihat di balik celana itu, boleh ya..?” kataku membujuk.


“Yee.., sudah dikasih hati malah minta jantung..!” ucapnya sedikit menyindirku.


“tante tau nggak, jantungku debar-debar nih.., dan aku terangsang..” kataku mencoba menyatakan bahwa saya benar-benar terangsang.


Sambil bercanda dia menjawab, “Masak gitu aja terangsang, tante nggak percaya, kamu pasti cuma iseng, mau mempermainkan tante, ya..?” katanya membalas ucapanku.


“Kalau nggak percaya, coba lihat nih..!” kataku sambil menurunkan celana pendekku.


Dia agak kaget karena celana dalamku seperti penuh dan menonjol besar di bagian penisku.


“Bener juga, kamu nggak boong.., kamu terangsang ya..?” katanya melirikku nakal sambil tersemyum.



Agak lama dia melihatnya, kemudian mengelus dan mengusap-usap, dan mendekatkan wajahnya ke dekat celana dalamku.


“Sekarang kita sama-sama buka, gimana tante..?” kataku memberi tawaran gila.


Mungkin karena sudah terangsang dan sangat ingin melihat penisku, akhirnya dia mengangguk. Perlahan dia menurunkan celanaku, dan tampaklah kejantananku berdiri tegak dan siaga.


“Wow.. punyamu lebih besar dari yang tante bayangkan, tapi tante suka yang besar seperti ini.” katanya sambil mengelus, menyentuh kepala penisku dengan jarinya dan kemudian mengocoknya.


“Aahh.. ” saya mengerang nikmat, sementara dia terus mengocok sampai penisku terlihat memanjang maksimal.



Mungkin dia sudah tidak tahan, dia mulai mengulum dan meghisap penisku.


“ahh.. ah.. nikmat sekali..!” aku mendesis kenikmatan, sementara tanganku sudah membuka celana dalamnya.


Dan wow.., benar-benar pemandangan yang indah, bulu-bulu halus di sekitar memeknya yang kemerahan sangat merangsang birahiku. Jariku menyentuh dan menggesek bibir nonoknya.


“Oh.., ahh.., terus Mas, gesekin terus..! Ahh..!” suaranya mendesah-desah.


Kudekatkan wajahku ke tempiknya, menciuminya dan menjilatnya. Celahnya mulai agak basah, mungkin dia sudah terangsang hebat, sementara kemaluanku terus dikulumnya, bahkan sekarang lebih dahsyat sampai ke pangkalnya. Saya merasakan hangat mulutnya, dan kemaluanku seperti panas sekali dan mau mengeluarkan sesuatu. Tanpa dapat kutahan, spermaku muncrat di mulutnya untuk pertama kali.



“Ohh.. kamu udah keluar Mas.. enakk.., gurih..!” katanya sambil menjilat sperma yang keluar dari mulutnya, sementara lidahku terus bergerilia di celah vaginanya, bahkan lidahku berusaha masuk lebih ke dalam dan terus menyeruak di seluruh dinding memeknya.


“Ouch.. lebih dalam, Mas..!” pintanya sambil mendesis-desis.


Aku mendengar dia mendesis dan menyerocos tidak karuan, dan mulai mengocok kemaluanku lagi sehingga membesar kembali. Hanya dalam hitungan menit, punyaku sudah membesar lagi dan mencapai ukuran yang maksimal.


“Sekarang saya masukin ke meki tante aja, oke..?” kataku sudah tidak sabaran.


“ya Mas, tante juga sudah nggak tahan nich..!” katanya sambil membuka kedua pahanya lebar-lebar, sehingga memeknya tampak membelah dan merekah.



Sambil memegang penisnku yang tegang, kuarahkan ke lubang tersebut. Sesaat kepala kontolku kugesekkan ke bibir memeknya, kemudian dengan sedikit ditekan, dan, “Bless..!” masuk seluruhnya ke dalam liang vaginanya.


“ahh.., terus Mas, lebih dalam..!” desisnya mengikuti gerakan masuknya batang kejantananku.


Aku pun semakin bersemangat menggenjotnya dan memaju-mundurkan kontolku di dalam nonoknya. Sementara tanganku tidak lepas memegangi puting toketnya yang mengencang.



Sekitar 10 menit dengan posisi tersebut, aku mengeluarkan kemaluanku yang masih menegang.


“tante, sekarang kita rubah posisi ya..? Pasti lebih nikmat..!” kataku ingin mencoba gaya lain.


“Posisinya gimana Mas..?” dia bertanya balik.


“tante menungging saja, kakinya diangkat sebelah dan letakkan di meja, dan tante membelakangi saya..!” saranku memberi penjelasan, dia menurut saja.


Cerita Sex Dia sudah mengambil posisi seperti itu dan aku dapat melihat celah vaginanya mengintip dari belakang. Dengan memegang kemaluanku yang tegang, kuarahkan ke celah itu. Dengan sedikit tekanan, kepala penisku masuk, dan masuknya terasa lebih sempit dari yang tadi. Sengaja tidak kumasukkan seluruhnya dan kutanya kepadanya, “Gimana..? Lebih enak kan..?” kataku.


“iyya lebih enak dari yang tadi, oh.., enak.., ahh..!” suaranya mendesah lagi.


“Ini belum seluruhnya lo tante, baru sebagian..!” aku mencoba menggodanya lagi.


“Masukin semua dong, Mas..! Biar terasa lebih enak lagi..!” pintanya.


Cerita Memek Dengan menekan lebih kuat, maka kemaluanku masuk seluruhnya. Dan oh.., betapa nikmatnya, serasa berada di awang-awang.


“Ah.., oh.., aah.., nikmat sekali, tekan lebih kuat Mas.., lebih dalam, ahh, ahh..!”


Sesekali dia menggoyang pinggulnya, dan ohh.., benar-benar luar biasa goyangan pinggulnya, punyaku seperti ditarik dan diurut-urut di dalam vaginanya.


“Oh.., ah.., aku tak ingin berhenti cepat-cepat, goyangin terus tante..!” kataku.



Sekitar 10 menit aku memaju-mundurkan kemaluanku ke tempiknya, rasanya saya sudah berada di puncak dan mau memuntahkan lahar.


“tante, aku sudah mau keluar nich..!” kataku.


Dia membalas, “Aku juga mau keluar nich. Kita keluar sama-sama ya..?” pintanya.


Dengan menggenjot lebih kuat agar cepat sampai ke puncak kenikmatan, maka kumulai menekan lagi lebih cepat. Dan akhirnya, “Ouc.., ah.., ah..” dengan erangan panjang, saya memuntahkan spermakau di memeknya.


Bersamaan dengan itu tante juga mengerang panjang, “Ouh.., ouc.., ah.., ah.., nikmat.. ah..”


Sementara di memeknya aku merasakan punyaku disemburi cairan memeknya, terasa begitu hangat.



Perlahan kutarik punyaku keluar, terlihat sudah mulai mengecil. Kami tergolek di tempat tidur dan saling berpandangan.

Cerita Seks Dewasa - Ngentot Gadis Sampul


Kumpulan Cerita Sek 2016,Cerita Sek Remaja,Cerita Sek Selingkuh,Cerita sek Pemerkosaan,Cerita Sek Pramugari,Cerita Sek Mesum 2016.Cerita Sex xxx ngentot dengan cewek bispak gadis sampul. Siang itu panas sekali ketika aku melangkah keluar dari kampus menuju ke mobilku di tempat parkir. Segera kupacu pulang mobilku, tapi sebelumnya mampir dulu beli es dawet di kios di pinggir jalan menuju arah rumahku. Setelah sampai rumah dan kumasukkan mobil ke garasi, segera kuganti baju dengan seragam kebesaran, yaitu kaos kutang dengan celana kolor. Kucuci tangan dan muka, kemudian kuhampiri meja makan dan mulai menyantap makan siang lalu ditutup dengan minum es dawet yang kubeli tadi, uaaaah… enak sekali… jadi terasa segar tubuh ini karena es itu.

Setelah cuci piring, kemudian aku duduk di sofa, di ruang tengah sambil nonton MTV, lama kelamaan bosan juga. Habis di rumah tidak ada siapa-siapa, adikku belum pulang, orang tua juga masih nanti sore. Pembantu tidak punya. Akhirnya aku melangkah masuk ke kamar dan kuhidupkan kipas angin, kuraih majalah hiburan yang kemarin baru kubeli. Kubolak-balik halaman demi halaman, dan akhirnya aku terhanyut.

Tiba-tiba bel pintu berbunyi, aku segera beranjak ke depan untuk membuka pintu. Sesosok makhluk cantik berambut panjang berdiri di sana. Sekilas kulihat wajahnya, sepertinya aku pernah lihat dan begitu familiar sekali, tapi siapa ya..?
“Cari siapa Mbak..?” tanyaku membuka pembicaraan.
“Ehm… bener ini Jl. Garuda no.20, Mas..?” tanya cewek itu.
“Ya bener disini, tapi Mbak siapa ya..? dan mau ketemu dengan siapa..?” tanyaku lagi.
“Maaf Mas, kenalkan… nama saya Rika. Saya dapat alamat ini dari temen saya. Mas yang namanya Adi ya..?” sambil cewek itu mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Segera kusambut, aduuuh… halus sekali tanganya.
“Eng… iya, emangnya temen Mbak siapa ya..? kok bisa tau alamat sini..?” tanyaku.
“Anu Mas, saya dapat alamat ini dari Bimo, yang katanya temennya Mas Adi waktu SMA dulu…” jelas cewek itu.

Sekilas aku teringat kembali temanku, Bimo, yang dulu sering main kemana-mana sama aku.
“Oooh… jadi Mbak Rika ini temennya Bimo, ayo silahkan masuk… maaf tadi saya interogasi dulu.”
Setelah kami berdua duduk di ruang tamu baru aku tersadar, ternyata Rika ini memang dahsyat, benar-benar cantik dan seksi. Dia saat itu memakai mini skirt dan kaos ketat warna ungu yang membuat dadanya tampak membusung indah, ditambah wangi tubuhnya dan paha mulus serta betis indahnya yang putih bersih menantang duduk di hadapanku. Sekilas aku taksir payudaranya berukuran 34B.

Setelah basa-basi sebentar, Rika menjelaskan maksud kedatangannya, yaitu ingin tanya-tanya tentang jurusan Public Relation di fakultas Fisipol tempat aku kuliah. Memang Rika ini adalah cewek pindahan dari kota lain yang ingin meneruskan di tempat aku kuliah. Aku sendiri di jurusan advertising, tapi temanku banyak yang di Public Relation (yang kebanyakan cewek-cewek cakep dan sering jadi model buat mata kuliah fotografi yang aku ambil), jadi sedikit banyak aku tahu.

Kami pun cepat akrab dan hingga terasa tidak ada lagi batas di antara kami berdua, aku pun sudah tidak duduk lagi di hadapannya tapi sudah pindah di sebelah Rika. Sambil bercanda aku mencuri-curi pandang ke wajah cantiknya, paha mulusnya, betis indahnya, dan tidak ketinggalan dadanya yang membusung indah yang sesekali terlihat dari belahan kaos ketatnya yang berleher rendah. Terus terang saja si kecil di balik celanaku mulai bangun menggeliat, ditambah wangi tubuhnya yang membuat terangsang birahiku.

Aku mengajak Rika untuk pindah ke ruang tengah sambil nonton TV untuk meneruskan mengobrol. Rika pun tidak menolak dan mengikutiku masuk setelah aku mengunci pintu depan. Sambil ngemil hidangan kecil dan minuman yang kubuat, kami melanjutkan ngobrol-ngobrol. Sesekali Rika mencubit lengan atau pahaku sambil ketawa-ketiwi ketika aku mulai melancarkan guyonan-guyonan. Tidak lama, adik kecilku di balik celana tambah tegar berdiri. Aku kemudian usul ke Rika untuk nonton VCD saja. Setelah Rika setuju, aku masukkan film koleksiku ke dalam player. Filmnya tentang drama percintaan yang ada beberapa adegan-adegan ranjang. Kami berdua pun asyik nonton hingga akhirnya sampai ke bagian adegan ranjang, aku lirik Rika matanya tidak berkedip melihat adegan itu.

Kuberanikan diri untuk merangkul bahu Rika, ternyata dia diam saja tidak berusaha menghindar. Ketika adegan di TV mulai tampak semakin hot, Rika mulai gelisah, sesekali kedua paha mulusnya digerak-gerakkan buka tutup. Wah, gila juga nih cewek, seakan-akan dia mengundang aku untuk menggumulinya. Aku beranikan diri untuk mengelus-elus lengannya, kemudian rambutnya yang hitam dan panjang. Rika tampak menikmati, terbukti dia langsung ngelendot manja ke tubuhku. Kesempatan itu tidak kusia-siakan, langsung kupeluk tubuh hangatnya dan kucium pipinya. Rika tidak protes, malah tangannya sekarang diletakkan di pahaku, dan aku semakin terangsang lalu kuraih dagunya. Kupandang mata bulat indahnya, sejenak kami berpandangan dan entah siapa yang memulai tiba-tiba, kami sudah berpagutan mesra. Kulumat bibir bawahnya yang tebal nan seksi itu dan Rika membalas, tangannya yang satu memeluk leherku, sedang yang satunya yang tadinya di pahaku sekarang sudah mengelus-elus yuniorku yang sudah super tegang di balik celanaku.

Lidah kami saling bertautan dan kecupan-kecupan bibir kami menimbulkan bunyi cepak cepok, yang membuat semakin hot suasana dan seakan tidak mau kalah dengan adegan ranjang di TV. Tanganku pun tidak mau tinggal diam, segera kuelus paha mulusnya, Rika pun memberi kesempatan dengan membuka pahanya lebar-lebar, sehingga tanganku dengan leluasa mengobok-obok paha dalamnya sampai ke selangkangan. Begitu bolak-balik kuelus dari paha lalu ke betis kemudian naik lagi ke paha. Sambil terus melumat bibirnya, tanganku sudah mulai naik ke perutnya kemudian menyusup terus ke dadanya. Kuremas dengan gemas payudaranya walau masih tertutup kaos, Rika merintih lirih. Lalu tanganku kumasukkan ke dalam kaosnya dan mulai meraba-raba mencari BH-nya. Setelah ketemu lalu aku meraih ke dalam BH dan mulai meremas-remas kembali buah dadanya, kusentuh-sentuh putingnya dan Rika mendesah. Seiring dengan itu, tangan Rika juga mengocok yuniorku yang masih tertutup celana dalam, dan mulai dengan ganas menyusup ke dalam celana dalam meraih yuniorku dan kembali mengocok dan mengelus.

Aku yang sudah mulai terbakar birahi, kemudian melepaskan kaos Rika dan BH-nya hingga sekarang nampak jelas payudaranya yang berukuran 34B semakin mengembang karena rangsangan birahi.
Langsung aku caplok buah dadanya dengan mulutku, kujilat-jilat putingnya dan Rika mendesis-desis keenakan, “Sssh… aaauuh… Mass Adiii… ehhh… ssshhh…” sambil tangannya mendekap kepalaku, meremas-remas rambutku dan membenamkannya ke payudaranya lebih dalam.
Kutarik kepalaku dan kubisikkan ke telinga Rika, “Rika sayang, kita pindah ke kamarku aja yuuk..! Aman kok nggak ada siapa-siapa di rumah ini selain kita berdua…”
Rika mengangguk, lalu segera kupeluk dan kugendong dia menuju ke kamar. Posisi gendongnya yaitu kaki Rika memeluk pinggangku, tangannya memeluk leherku dan payudaranya menekan keras di dadaku, sedangkan tanganku memegang pantatnya sehingga yuniorku sekarang sudah menempel di selangkangannya.

Sepanjang perjalanan menuju kamar, kami terus saling berciuman. Sesampainya di kamar, kurebahkan tubuhnya di tempat tidur, Rika tidak mau melepaskan pelukan kakinya di pinggangku malahan sekarang mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya.
“Sayang… sabar dong.., lepas dulu dong rok sama celana kamu…” kataku.
“Oke Mas… tapi Mas juga harus lepas baju sama celana Mas, biar adil..!” rajuk Rika.
Setelah kulepas baju dan celanaku hingga telanjang bulat dan yuniorku sudah mengacung keras tegak ke atas, Rika yang juga sudah telanjang bulat kembali merebahkan diri sambil mengangkangkan pahanya lebar-lebar, hingga kelihatan bibir vaginanya yang merah jambu itu.

Aku pun segera menindihnya, tapi tidak buru-buru memasukkan yuniorku ke vaginanya, kembali aku kecup bibirnya dan kucaplok dan jilat-jilat payudara serta putingnya. Jilatanku turun ke perut terus ke paha mulusnya kemudian ke betis indahnya naik lagi ke paha dalamnya hingga sampai ke selangkangannya.
“Auuww… Mas Adiiii… ehhmm… shhh… enaaaakkk Masss…” ceracau Rika sambil kepalanya menggeleng-geleng tidak karuan dan tangannya mencengkeram sprei ketika aku mulai menjilati bibir vaginanya, terus ke dalam memeknya dan di klitorisnya.
Dengan penuh nafsu, terus kujilati hingga akhirnya tubuh Rika menegang, pahanya mengempit kepalaku, tangannya menjambak rambutku dan Rika berteriak tertahan. Ternyata dia telah mencapai orgasme pertamanya, dan terus kujilati cairan yang keluar dari lubang kenikmatannya sampai habis.

Aku bangun dan melihat Rika yang masih tampak terengah-engah dan memejamkan mata menghayati orgasmenya barusan. Kukecup bibirnya, dan Rika membalas, lalu aku menarik tangannya untuk mengocok penisku. Aku rebahkan tubuhku dan Rika pun mengerti kemauanku, lalu dia bangkit menuju ke selangkanganku dan mulai mengemut penisku.
“Oooh… Rik… kamu pinter banget sih Rik…” aku memuji permainannya.
Kira-kira setengah jam Rika mengemut penisku. Mulutnya dan lidahnya seakan-akan memijat-mijat batang penisku, bibirnya yang seksi kelihatan semakin seksi melumati batang dan kepala penisku. Dihisapnya kuat-kuat ketika Rika menarik kepalanya sepanjang batang penis menuju kepala penisku membuatku semakin merem-melek keenakan.

Setelah bosan, aku kemudian menarik tubuh Rika dan merebahkannya kembali ke tempat tidur, lalu kuambil posisi untuk menindihnya. Rika membuka lebar-lebar selangkangannya, kugesek-gesekkan dulu penisku di bibir vaginanya, lalu segera kumasukkan penisku ke dalam lubang senggamanya.
“Aduuh Mas… sakiiit… pelan-pelan aja doong… ahhh…” aku pun memperlambat masuknya penisku, sambil terus sedikit-sedikit mendorongnya masuk diimbangi dengan gerakan pinggul Rika.
Terlihat sudut mata Rika basah oleh air matanya akibat menahan sakit. Sampai akhirnya, “Bleeesss…” masuklah semua batang penisku ke dalam liang senggama Rika.
“Rika sayang, punya kamu sempit banget sih..? Tapi enak lho..!” Rika cuma tersenyum manja.
“Mas juga, punya Mas besar gitu maunya cari yang sempit-sempit, sakit kaan..!” rajuk Rika.

Aku ketawa dan mengecup bibirnya sambil mengusap air matanya di sudut mata Rika sambil merasakan enaknya himpitan kemaluan Rika yang sempit ini. Setelah beberapa saat, aku mulai menggerakkan penisku maju mundur dengan pelan-pelan.
“Aaah… uuuhhh… oooww… shhh… ehhmmm…” desah Rika sambil tangannya memeluk erat bahuku.
“Masih sakit Sayaaang..?” tanyaku.
“Nggak Mas… sedikiiitt… auuoohhh… shhh… enn.. ennnaakk.. Mas… aahh…” jawab Rika.
Mendengar itu, aku pun mempercepat gerakanku, Rika mengimbangi dengan goyangan pinggulnya yang dahsyat memutar ke kiri dan ke kanan, depan belakang, atas bawah. Aku hanya bisa merem melek sambil terus memompa, merasakan enaknya goyangan Rika. Tidak lama setelah itu, kurasakan denyutan teratur di dinding vagina Rika, kupercepat goyanganku dan kubenamkan dalam-dalam penisku.

Tanganku terus meremas-remas payudaranya. Dan tubuh Rika kembali menegang, “Aaah… Masss Adiiii… teruuus Maass… jangan berentiii… oooh… Maasss… aaahhh… akuuuu mauuu keluaaar… aaawww…”
Dan, “Cret… cret… crettt…” kurasakan cairan hangat menyemprot dari dalam liang senggama Rika membasahi penisku.
Kaki Rika pun memeluk pinggangku dan menarik pinggulku supaya lebih dalam masuknya penisku ke dalam lubang kenikmatannya. Ketika denyutan-denyutan di dinding vagina Rika masih terasa dan tubuh Rika menghentak-hentak, aku merasa aku juga sudah mau keluar.
Kupercepat gerakanku dan, “Aaah… Rikaaa… aku mau keluar Sayaaang…” belum sempat aku menarik penisku karena kaki Rika masih memeluk erat pinggangku, dan, “Crooot… crooot… crooott…” aku keluar di dalam kemaluan Rika.
“Aduuhhh enakkknyaaa…”
Dan aku pun lemas menindih tubuh Rika yang masih terus memelukku dan menggoyang-goyangkan pinggulnya.

Aku pun bangkit, sedangkan penisku masih di dalam liang senggama Rika dan kukecup lagi bibirnya.
Tiba-tiba, “Greeekkk…” aku dikejutkan oleh suara pintu garasi yang dibuka dan suara motor adikku yang baru pulang.

Aku pun cepat-cepat bangun dan tersadar. Kulihat sekeliling tempat tidurku, lho… kok… Rika hilang, kemana tuh cewek..? Kuraba penisku, lho kok aku masih pake celana dan basah lagi. Kucium baunya, bau khas air mani. Kulihat di pinggir tempat tidur masih terbuka majalah hiburan khusus pria yang kubaca tadi. Di halaman 68, di rubrik wajah, kulihat wajah seorang cewek cantik yang tidak asing lagi yang baru saja kutiduri barusan, yaitu wajah Rika yang menggunakan swimsuit di pinggir kolam renang.

Yaaa ampuun… baru aku sadar, pengalaman yang mengenakkan tadi bersama Rika itu ternyata cuma mimpi toh. Dan Rika yang kutiduri dalam mimpiku barusan adalah cover girl cantik dan seksi majalah yang kubaca sebelum aku tertidur tadi, yang di majalah dia mengenakan swimsuit merah. Aku pun segera beranjak ke kamar mandi membersihkan diri. Di dalam kamar mandi aku ketawa sendiri dalam hati mengingat-ingat mimpi enak barusan. Gara-gara menghayal yang tidak-tidak, jadinya mimpi basah deeh.

Cerita Dewasa : Sekalian saja 4 Wanita



Kumpulan Cerita Sek 2016,Cerita Sek Remaja,Cerita Sek Selingkuh,Cerita sek Pemerkosaan,Cerita Sek Pramugari,Cerita Sek Mesum 2016.Pengalamanku ini cukup menarik, dan menarik untuk disajikan sebagai Cerita Dewasa 17 tahun dan semoga membuat pembaca tergiur. Bagaimana tidak, 4 wanita sekaligus menikamti kontolku, demikian juga aku, kunikmati sekalian 4 memek mereka yang asyik.
Yanti mulai menciumi penisku dan mengelus buah zakarku, dan mengemutnya dan mengocoknya dengan mulutnya yang sangat imut itu. Terasa jutaan arus listrik mengalir ke tubuhku,

"Gila ini cewek pinter sekali sedotan dan kocokannya benar-benar nikmat banget," dalam batinku. Kupegang kepalanya, kuikuti naik turunnya, sesekali kutekan kepalanya saat turun. Sesaat kemudian dia berhenti.

"Jok penis kamu lumayan besar dan panjang yach, keras lagi, aku semakin terangsang nich."

Yanti, sebut saja demikian, sudah tiga minggu kami saling berbagi kebutuhan biologis. Yanti adalah wanita berusia 25 tahun dengan tinggi 160 cm, dan dengan dada yang amat besar 36B ukurannya, kulit putih, dengan wajah mirip wanita bangsawan.

Hubungan kami berawal pada sebuah pesta pertunangan rekan bisnis saya, aku kenalan dengannya dan menjadi akrab dengannya bahkan aku menawarkan untuk pulang bersama karena dia bosan untuk berada disana karena dia telah ditinggal oleh temannya. Yanti pun naik ke mobilku, dia tidak keberatan dengan itu, malam itu suhunya terasa amat dingin, walaupun AC sudahku matikan tapi masih terasa dingin aku juga tidak mengerti mengapa bisa terjadi seperti itu, akhirnya aku pinjami jasku untuk menutupi tubuhnya yang hanya memakai gaun putih itu. Bagiku Yanti malam itu terlihat sexy dengan gaun yang dipakainya, dia memakai gaun putih tanpa lengan, dan bra hitam yang menunjukkan kemolekan tubuhnya. Dan rambut panjangnya yang terawat dibiarkan tergerai dengan bebasnya.

Karena perutku masih terasa lapar, tadi aku cuma makan sedikit karena keasyikan ngobrol dan menikmati tubuhnya yang sexy dan bahenol itu, kuajak dia makan di sebuah restoran tapi dia menolak karena dia dirumah telah masak, jadi aku diminta untuk makan ditempatnya saja, dalam hati, ini cewek baik banget selain dia sexy dan bahenol tapi juga baik hati, setelah aku berpikir lama akhirnya aku setuju.

Singkat cerita kami sampai di rumah kontrakannya dan makanlah aku disana, selesai makan aku membereskannya, lalu dia mengajakku kekamarnya untuk menemaninya malam itu, padahal aku ingin pulang karena jam sudah menunjukkan jam 00.30. Aku mencoba untuk menolak tapi karena dia terus memohon untuk menemaninya, dan akhirnya aku pun mengiyakannya karena aku juga tidak tega kalau dia terlalu memohon kepadaku.

Kamarnya terlihat rapi dan bersih semuanya tertata rapih sekali, ya, maklum kamar cewek. Dia mengontrak untuk berempat dan teman-temanya kebetulan saat itu lagi pada keluar, maklum saat itu adalah malam minggu. Singkat cerita, dia bercerita padaku bahwa dia baru putus sama pacarnya karena cowoknya kepergok telah berbuat perselingkuhan dibelakang dia. Diapun menangis mengenang masa lalu yang teramat indah bersama sang pacar dan sekarang hanyalah tinggal kemalangan belaka dan aku coba untuk memberanikan diriku untuk memeluknya dan menenangkannya, Yanti tak menolaknya.

Setelah agak tenang, kubisikan dia bahwa malam ini kamu kelihatan cantik sekali. Yanti tersenyum dan menatapku sangat dalam, lalu aku cium bibirnya yang hangat itu dan dia membalas ciumanku dengan sangat ganasnya, lalu tangannya mulai mencari dimana adik kecikku bersembunyi. Akhirnya dia mendapatkannya dan meremas dengan lembutnya.

Kamipun berciuman dengan sangat ganasnya lalu aku mulai mencium lehernya, Yantipun mendesah,

"Aaahh geli Jok aahh."

Mendengar itu aku semakin bernafsu, aku pun mulai meremas-remas payudaranya dari luar branya yang montok itu. Yanti mendesah lagi,

"Aaahh enak Jok terus Jok terus sstt."

Dan dia pun menjambak rambutku. Setelah beberapa lama aku meremas payudaranya, dia mendesah dan terus berkicau, dengan permainan yang aku buat itu. Aku pun mulai melucuti gaun yang dia masih pakai, yang tersisa hanya tinggal Branya dan CD beranda merah muda, kemudian branya pun aku lepas, tampaklah jelas gunung kembar yang sangat menantang birahiku dan punting merah-kecoklatan cerah yang sudah mengeras. Kuremas payudaranya dan kuhisap puntingnya dan kugigit kecil dengan gigiku, Yanti hanya memejamkan mata sambil menikmati hisapanku itu. Aku gigit-gigit puntingnya dan dia pun mengerang dan menggelinjang keasikan,

"Jok enak Jok, teruss Jok, hisap terus aahh sstt"

Kemudian aku lanjutkan dengan menciumi perutnya kemudian aku copot CD yang masih melekat pada dirinya. WOw ternyata jembutnya tidak terlalu lembat dan rapi, rambut disekitar bibir kemaluannya bersih. Dan vaginanya tampak kencang dengan clitoris yang cukup besar dan tampak basah.

"Kamu rajin mencukur yaa," tanyaku, dengan wajah memerah dia mengiyakan, sebab kata teman-temannya demi kesehatan vagina, dan tidak bau.

Kupangku dia dan mulai menciuminya lagi, dan sapuan lidahku mulai menjalar dari payudara kemudian puntingnya, kugigit kecil dengan gigiku, Yanti menggelinjang keasikkan dan mendesah-desah merasakan rangsangan kenikmatan,

"Ssstt terus Jok sstt."

Tangan kananku mulai memainkan clitorisnya yang sudah banjir, kemudian kujilati klitotisnya dengan lidahku perlahan-lahan, desahan dan lenguhan makin sering kudengar. Seirama dengan sapuan lidahku klitorisnya, Yanti semakin terangsang, dia bahkan menjabak rambutku dan menekan kepalaku di klitorisnya,

"Jok, enak.. Banget.. Enak.. Jok, aahh.. Jok terus Jok jilat terus sampai dalam Jok aahh.."

Desahannya dan lenguhannya membuat aku bertambah nafsu untuk melancarkan yang lebih gila dari sebelumnya dan seketika itu juga badannya mulai mengejang dan

"Jok.. Yanti.. mau.. Keeluaar aa.. Aaahh" dan terasa sekali derasnya cairan yang mengalir dari vaginanya yang terasa asam-asam pahit tapi nikmat kemudian langsung aku jilat sampai habis dan tak tersisa. Yanti kemudian berdiri.

"Sekarang giliranku," katanya.

Celanaku langsung dilucutinya dan akupun langsung berbaring diatas kasur yang empuk itu. Salah satu tangannya memegang penisku dan yang lain memegang buah zakarku, di mengelusnya dengan lembut.

"Mmmhh enak juga yaa penis kamu," ceretus dia.
"Aaahh enak Yan" desahku.

Yanti mulai menciumi penisku dan mengelus buah zakarku, dan mengemutnya dan mengocoknya dengan mulutnya yang sangat imut itu. Terasa jutaan arus listrik mengalir ke tubuhku,

"Gila ini cewek pinter sekali sedotan dan kocokannya benar-benar nikmat banget," dalam batinku. Kupegang kepalanya, kuikuti naik turunnya, sesekali kutekan kepalanya saat turun. Sesaat kemudian dia berhenti.

"Jok penis kamu lumayan besar dan panjang yach, keras lagi, aku semakin terangsang nich."

Aku hanya tersenyum, lalu kuajak dia main 69, ternyata dia mau. Vaginanya yang banjir itu tepat diwajahku, merah dan kencang, sedang Yanti sudah mengocok penisku. Aku semakin bernafsu untuk memainkan vaginanya yang semakin menantang aja, tercium wangi yang khas pada sekitar vaginanya yang sangat aku sukai sekali pada wanita, dan clitorisnya sampai memerah dan kuhisap yang sudah keluar untuk kedua kalinya.

Tiba-tiba aku kaget ketika aku melihat ke arah pintu yang tidak begitu rapat ditutupnya dan aku semakin kaget ketika ternyata teman-temannya sudah melihat semua permainan yang sedang kami lakukan. Salah satu dari dia celetuk,

"Yan main kok tidak ngajak-ngajak sih kita kan juga mau,"

Dan ternyata setelah aku ketahui namanya Yeni (24), tampa disangka mereka langsung membuka baju dan celana mereka dan seketika itu pula mereka sudah keadaan bugil. Aku semakin kelabakan karena diserang dari berbagai arah. Aku mulai memasukkan penisku ke vagina Yanti, walaupun pertama kali terasa sempit sekali jadi aku agak kesulitan memasukannya dan setelah beberapa lama aku berusaha, akhirnya aku dapat masuk setengah dan Yanti menjerit menahan sakit yang tiada tara. Tanpa aku duga ternyata ada sedikit darah mengalir di sekitar vaginanya, ternyata dia masih perawan batinku. Yanti makin mengejang sambil mendesis seperti ular, sedangkan Yeni yang tidak kalah montok dan juga payuadarannya paling besar dari pada Yanti.

Yanti pun memainkan puntingnya Dewi(24, 38), sedangkan Ati (25, 36b) memainkan vaginanya Dewi. Mereka saling mendesah membuat suasana semakin panas saja. Aku sendiri semakin cepat memainkan penisku, desahan Yanti pun semakin kencang saja bersamaan dengan kecepatan goyanganku yang semakin cepat dan Yanti semakin menikmati permainanku dan dia pun semakin mengimbangi permainanku.

"Aaahh enak Jok, terus Jok, lebih dalam lagi Jok," celotehnya aku semakin cepat dan ketika itu juga badan dia mulai mengejang bertanda dia mau orgasme. Tidak berapa lama dia,
"Jok aku ingiin keluar" dan ketika itu juga keluarlah cairan yang ketiga kalinya dengan banyak sekali dan Yanti terlihat lemas dan langsung tergeletak disampingku, tapi penisku masih tegak bagaikan mau menantang kenikmatan.

Yeni pun langsung mengambil penisku yang masih tegak itu ke dalam vaginanya ternyata sama sempitnya dengan Yanti, aku sedikit kaget karena ada sedikit darah mengalir dari vaginanya dan ternyata Yeni pun masih perawan juga batinku, perlahan kugoyang penisku, maju mundur, dan semakin keras aku mengenjotnya dan jeritanya panjang dan seketika itu juga badannya mulai mengejang yang berarti dia mau orgasme, aku pun semakin mempercepat gerakan penisku dan Yeni pun menjerit panjang,

"Jok.. Aku keeluuar aahh" dan seketika itu pula dia roboh disampingku sedangkan aku masih belum sampai puncaknya.

Aku raih tangannya Dewi dan langsung aku mainkan vaginanya dengan lidahku dan terus aku mainkan sampai diapun mendesah dengan keras. Sedangkan Ati memainkan puyudara Dewi yang sudah mengeras. Aku pun mulai memasukkan penisku ke vagina Dewi yang ternyata sempit juga tapi untung vaginanya sudah basah jadi tidak terlalu sulit. Dan ketika baru masuk setengah ada darah yang mengalir pada vaginanya dalam batin ternyata semuanya masih pada perawan dalam batinku, perlahan kugoyang penisku maju mundur membentuk angka 8, rintihan kesakitan berubah menjadi desahan kenikmatan.

Sedangkan Ati menjilati payudara Dewi dengan nafsunya dan sekali-kali Ati mencium bibirku dengan garangnya, saat kau berada diatas Dewi, kujilati payudaranya yang memerah dan Dewi tidak bisa menjerit karena bibirnya sudah disumpel dengan mulutnya Ati yang dari tadi sudah mencium bibirnya Dewi dengan garang dan kelihatan sudah bernafsu itu.

Aku mulai menekannya dengan nafsu dan tentunya dann tentunya penisku masih ada didalam vaginanya Dewi yang sangat nikmat itu.

"Ooohh nikmat sekali rasanya", dia menjerit "Ssshh", seperti ular yang sedang mendekati mangsanya. Dan kupercepat lagi goyanganku dan semakin cepat aku mengocoknya semakin keras dia menjerit kenikmatan dan seketika itu juga,

"Aaahh aku mau keeluuarr Jok, kau juga ingin keluar, kita keluarin bareng aja yaa, aahh"

Crot.. Crot.. Crot hampir bersamaan, begitu nikmatnya permain malam ini dan akupun langsung tertidur lemas karena sudah bermain dengan tiga wanita sekaligus, setelah 3 jam aku tertidur aku merasakan ada yang mengemut penisku dengan lebutnya dan setelah aku membuka mataku ternyata Ati yang belum mendapatkan jatahnya. Langsung kucium bibirnya denga bernafsu dan dia langung meminta aku untuk memasukkan penisku ke vaginanya yang ternyata sudah banjir dari tadi. Aku mencoba untuk memainkan vaginanya dan tanpa kuduga ternyata Ati telah meraih penisku dan langsung membimbingku memasuki vaginanya.

Disaat menyentuh bibir vaginanya dia mengerang kenikmatan dan akupun langsung memasukkannya dan ternyata sudah tidak begitu sempit dibandingkan dengan tiga temannya dan tanpa banyak hambatan aku mulai menggenjot dengan cepat dan terasa sekali ada yang terasa yang berdenyut-denyut di vaginanya yang berarti menandakan dia mau orgasme dan aku semakin mempercepat goyanganku dan seketika itu pula.

"Aaahh Jok, aku mau keeluuaarr sstt"

Keluarlah cairan yang sangat banyak itu dan dia langsung lemas dan ternyata mereka berempat langsung bangun dan langsung memburu aku dengan sangat garangnya, dan saat itu jam 05.30 pagi, kami berlima mandi bareng dan disaat mandipun kami masih sempat bermain walaupun hanya sebentar karena waktunya sudah tidak memungkinkan untuk bermain lama.

"Makasih yaa Jok, kamu memang hebat walaupun tubuh kamu tidak gemuk(kurus), tapi stamina kamu kuat sekali, aku jadi ingin sekali mengulangnya."

Tapi aku harus berangkat kerja, setelah kejadian itu aku masih sering bermain dengan mereka kadang aku bermain hanya berdua, kadang berempat, kadang bertiga, kadang juga langsung berlima. Tapi hampir sudah sebulan ini, aku tidak tahu kemana mereka dan tidak pernah ketemu lagi bahkan saat aku ke kontrakannya ternyata dia sudah pindah entah kemana dan aku hubungin lewat HP tak pernah aktif, aku merindukan saat itu.

cerita seks-Tante Kosanku

Kumpulan Cerita Sek 2016,Cerita Sek Remaja,Cerita Sek Selingkuh,Cerita sek Pemerkosaan,Cerita Sek Pramugari,Cerita Sek Mesum 2016.Ini adalah cerita nyata ku sekitar 13thn yang lalu... Perkenalkan, sebut saja namaku Tory... sekarang umurku 30thn, sekitar tahun 1997 sd 2000 aku tinggal di daerah semplak bogor... karena aku sekolah di salah satu sekolah kejuruan yang lumayan ternama di daerah itu...



Singkat cerita ketika tahun 98 aku tinggal di sebuat kosan d sekitaran semplak, aku tinggal ber 3 dengan teman yang 1 sekolahan, kamar kami terbilang lumayan lega untuk ukuran anak sekolahan sekitar 3x5m dan ada dapur serta kamar mandinya sendiri... kebetulan letak kamar mandi kami bersebelahan dengan kamar mandi yang punya kosan...

Pemilik kosan kami sebuah keluarga yang bisa di bilang belum terlalu tua, tante kosan umur 27th, dada sekitar 36b, body aduhai, putih bersih.. face mungkin gak terlalu cakep sekitar 6,5 dan bapak kosan sekitar 30than... Bapak kosanku bekerja sebagai peternak ayam, dan sering keluar kota untuk mngantarkan ternaknya... hampir setiap 2 minggu sekali dia baru pulang...

Namanya anak2 terkadang kami suka iseng, pada suatu hari aku tidak sengaja ketika kekamar mandi mendengar suara orang yg mandi dari kamar mandi yang punya kosan, saking penasarannya aku mencoba mengintip, sempat terpikir juga sih takutnya yang mandi adalah bapak kosan,
(oh iya.. lubang kran air ku di paralel dengan kran air kamar mandi sebelah, nah bekas bobokan di dindingnya cukup lebar dan tidak di tutup kembali, jadi kita2 bisa melihat hampir seluruh kamar mandi ibu kosan)

Tapi dasar rejeki ternyata yang mandi tante kosan, agak sedikit takut juga cuma dasar ABG penasaran, bukannya takut malah cuek ngintip... sampe akhirnya aku jadi keseringan ngintip dikala tante mandi....


Ini cerita serunya...

Suatu hari aku terserang demam, aku tidak masuk sekolah....
Tiba2 pintu kosan aku ada yang mengetuk...

tok...tok...tok....

aku buka pintu, ternyata tante kosan yang mengetuk...

aq : Eh tante....
Tnt: Kamu sakit tor???
aq : Iya tante, tau dari mana (jawabku penasaran)
Tnt: tadi si untung sama dede lewat mereka bilang kamu sakit gak masuk, makannya tante tengokin (untung dan dede adalah teman sekamarku)
kamu udah minum obat???
aq : Belum tante
Tnt : mau tante kerokin???
aq : makasih tante....
Tnt : Gak papa kok.. ayo tante kerokin d rumah tante aja
aq : gak usah tante makasih


tiba2 tante langsung saja menarik tanganku ke arah rumahnya yg hanya bersebelahan dengan kosanku...
Singkat cerita lagi aku bener2 di kerokin sama tante kosan, memang bekas kerokannya merah semua, mungkin aku masuk angin.. setelah selesai di kerok dan sedikit di urut, tante ke kamar mandi... aku segera memakai kaosku... tiba2 terdengar teriakan kecil tante dari kamar mandi

tnt : Tory... kamu jangan kemana mana dulu ya, sebentar tunggu tante keluar
aq : (dengan nada polos aku menjawab), Iya tante....

sekitar 2 menit kemudian tante keluar dari kamar mandi langsung menuju kamarnya... ketika aku menoleh aku langsung salah tingkah, ternyata tante hanya mengenakan handuk yang hanya mengelilingi dada dan kewanitaannya, sontak aku jadi salah tingkah....

tnt : Knp tor??? malu?? Kaget atau apa???

aku hanya terdiam sejuta bahasa

tnt : Kamu malu ya, kenapa kalo begini malu, kalo ngintipin tante mandi kamu gak malu

haduhhhh hancur rasanya urat maluku mendengar perkataan tante, ternyata dia tau kalo mandi suka aku intipin

tnt : Gpp tor... tante tau kok.. kamu lagi masa2 pingin tau... kalo tante kasih tau atau pegang aslinya kamu mau gak???

seketika saja sakit flu demam atau masuk angin yang aku alamin sekejap saja langsung hilang, dengan pelan tante menuntun tanganku ke arah dadanya yang masih di balut handuk... haduuuhhhh kenyal2 rasanya.. dadaku pun berdegup kencang, takut, malu tapi pingin pelan2 ku remas dada tante, tantepun duduk di sebelah ku, tiba2 saja tante menyium bibirku, perlahan tapi pasti nafas kami mulai memburu, ku balas ciuman tante sambil meremas2 payudaranya... ku tarik handuk yang menyelimuti tubuhnya.. astaga ternya tante benar2 masih montok dan mulus, pantatnya kencang, perut rata, betisnya kencang... memeknya di penuhi bulu2 yang tidak terlalu lebat tidak juga tipis... tebel2 gimana gitu

perlahan2 terdengar suara desahan kami berdua di kamar tante

tnt : Ssssstttt ahhh nikmat tor.....
aq : ssssaaa mmmaaa torry juga enak tante...

aku usap2 memek tante yang sudah mulai basah, mulai sedikit berani ku masukan jari2 tanganku ke memek tante... tante tambah mengerang

tnt : ssssttttsssss ahhhhh torrr.. nikk matt.... terus tor... terus....

sambil bergerilya tangan tante mencopot celana pendekku sekaligus celana dalemku..... langsung menyibak lah rudalku. tante sedikit memancarkan wajah happy.. mungkin dengan ukuran badanku yang 165cm, tapi berat hanya 45an Kg... tante membayangkan kalo kontolku hanya berukuran kecil... sebenarnya besar juga tidak, tapi untuk anak 17thn saat itu, kontolku panjang sekitar 15an cm dan diameter sekitar 3,5cm.....


Tnt : haduh besar juga ya ****** kamu tor....
aq : memang segini besar tante???.... kok pacar ku gak pernah muji ya
tnt : iya... cukup banget buat tante... malah sedikit lebih besar di banding om....

Tante langsung telentang di atas kasur dengan posisi paha mengangkang... tanpa harus di komando aku langsung melakukan gaya 69, kujilatin memek tante.. ku hisap2... jilat2 sampe sekitar 5mnt

tnt : enak torrrr... enak... terus sayang terus... kamu emang anak kosan yang pintar... sssstttt ahhhhh tante mau di masukin ****** kamu dong tor
aq : iya tante... tapi sebelum itu isep dulu tante... jawabku

tante langsung mengulum kontolku... ohhh nikmat sekali... bahkan lebih nikmat dari hisapan pacar ku...

hanya beberapa menit aku langsung meminta tante tiduran, perlahan tapi pasti kumasukan kanotolku sedikit demi sedikit....


tnt : akkkhhhh ssstttttttt enak tor... terus masukin....

Blesssssss.... masuklah kontolku ke dalam memek tante.... kudiamkan beberapa saat soalnya agak2 seret juga, mungkin bener kalo kontolku sedikit lebih besar dari si om... perlahan2 aku kocok2kan... desahan tante mulai memburu.... akupun terus menambah speed kocokanku.. tante mulai menjerit jerit kecil tanpa kontrol...

tnt : Ohhh sayang enak bangetsssss... enakkkkkk... ohhhh
aq : Enakan mana sama si om tante...
tnt : Enakan punya kamu lah sayang....

tiba2 aku merasakan cakaran dari tangan tante... dan kakinya melingkar kuat di pinggulku sambil berkata

tnt : Torrr ryyy... Tannn Teee mau keluar....

bersamaan itu pula terasa cairan hangat menyelimuti kontolku di dalam memek tante.... karena tanggung aku langsung memecu lagi kocokanku lebih cepat.. sekitar 2 menit kemudia aku mau keluar


Aq : tante Ak ku mau kelluar... pintaku....
tnt : Keluarin di dalem aja tor....
aq : memang gpp tan? (sambil terus mengocok)
tnt : gpp.. kalo hamil bilang aja anak si om

hehehehe... langsung aja aku muntahin air maniku di dalam memek tante... lumayan banyak... setelah itu aku terkapar lemas di atas pelukan tante....

tnt : Gimana sudah enakan badannya tor???

aku hanya tersenyum puas sambil mengangguk lemas....


Setelah kejadian itu, aku hampir setiap hari berhubungan sama tante.... biasanya aku melakukan di saat jam istirahat, karena letak kosanku dengan sekolahanku tidah begitu jauh....
kita melakukannya sampai aku lulus sekolah.... beberapa minggu menjelang ujian akhir... tante memberikan kabar kalo dia sedang hamil 1 bulan,

tnt : sambil berbisik... mungkin ini anak kita tor...

aku langsung kaget... tapi tante langsung bilang...

tnt : tenang aja... om taunya ini anak dia... tante juga gak tau.. ini anak kamu atau si om


ohhh leganya hati ku.... akhirnya aku lulus sekolah.. dan harus pulang tinggal lagi di jakarta... beberapa bulan di awal kelulusan aku masih suka beberapa kali mengajak tante cek in di hotel laras h**i di salabenda....
lama kelamaan kita sudah tak pernah bertemu lagi....

beberapa tahun kemudian aku mendengar kabar jika tante di ceraikan suaminya karena kepergok sedang di pake sama anak kosannya (adik kelasku) semenjak itu aku benar2 gak tau dimana tante tinggal....

mudah2an cerita kisah nyataku bisa membuat agan2 sekalian ngaceng


kalo ceritanya terlalu cepat sama kata2nya yang lebai mohon maklum ya para pembaca.. soalnya ini cerita nyata serta saya bukan penulis... kalo sssttt ah uh ah itu mah desahan karangan ane... untuk menambah imajinasi pembaca gimana nikmatnya gua sama tante

Cerita Sek Bergambar ML Babysister

Kumpulan Cerita Sek 2016,Cerita Sek Remaja,Cerita Sek Selingkuh,Cerita sek Pemerkosaan,Cerita Sek Pramugari,Cerita Sek Mesum 2016.Cerita Sek Bergambar ML Babysister - Cerita Sex ini berawal 2 Tahun lalu. tepatnya pas rumah lagi sepi, hanya ada aku dan baby sister keponakanku, tak banyak kata karna konti udah konak setelah melihat situs-situs porno di website, dan pas itu juga ada cewek manis baby sister keponakanku yang sanggup melayaniku, tak sabar ingin membacanya ? yuk kita baca sama-sama,




Malam telah larut dan jam telah menunjukan pukul 9 malam. Sedari siang tadi kakakku bersama suaminya menghadiri pertemuan sebuah Network Marketing dan diteruskan dengan pertemuan khusus para leaders.

Untuk menghilangkan suntuk, aku connect ke internet dan berbagai macam situs aku buka, seperti biasa pasti terdapat banyak situs porno yang asal nyrobot. Biasanya aku langsung close karena aku enggak enak dengan kakakku, tetapi malam ini mereka tidak ada dirumah, hanya bersama dengan seorang baby siters keponakanku, namanya Imah baru berumur 18 Tahun dan berasal dari Wonosobo. Memang agak kolotan dan dusun sekali, tetapi kalau aku perhatikan lagi Imah memiliki body yang lumayan bagus dengan wajah yang tidak terlalu jelek.

Kami biasa mengobrolkan acara tivi atau terkadang Im-im (panggilan Imah sehari-hari) aku ajari internet meskipun hasilnya sangat buruk. Entah kenapa malam ini keinginanku untuk melihat situs porno sangat besar dan libidoku naik saat aku lihat foto-foto telanjang di internet, tanpa aku sadari Im-im keluar dari kamar dan berjalan ke arahku entah sudah berapa lama dia berdiri disampingku ikut memperhatikan foto-foto telanjang yang ada di monitor komputer.

"Apa enggak malu ya..?" tanya Im-im yang membuatku kaget dan segera aku ganti situsnya dengan yang "normal". Dengan berusaha tenang, aku minta Imah mengulangi pertanyaannya.

"Itu lho tadi, gambar cewek telanjang yang Mas buat, emangnya nggak malu kalau dilihat orang?"

Memang Imah sangat lugu dan ndusun kalau soal beginian. Dengan santai aku jawab sembari menyuruhnya duduk disebelahku.

"Begini Im, ini foto bukan aku yang buat, orang yang buat ini (sambil aku perlihatkan lagi situs yang memuat foto telanjang tadi), merekakan model yang dibayar jadi ngapain malu kalau dapat duit."

Cerita Dewasa Bergambar Kemudian Im-im melihat lebih seksama satu per satu foto telanjang itu dengan posisi badan agak membungkuk sehingga terlihat jelas bulatan kenyal panyudaranya, sudah sejak lama aku menikmati pemandangan ini dan aku sangat terobsesi untuk tidur dengan Im-im. Aku tersentak kaget saat Imah bertanya soal foto dimana seorang cowok sedang menjilati vagina cewek.

"Apa nggak geli ceweknya dijilati kayak gitu terus lagian mau-maunya cowok itu jilatin punya ceweknya padahalkan tempat pipis?".

Dengan otak yang sudah kotor aku mulai berfikir bagaimana aku memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

"Gini Im, vaginanya cewek kalau dijilatin oleh cowok malah enak, memang awalnya geli tapi lama-lama ketagihan ceweknya. Kamu belum pernah coba kan?" tanyaku pada Im-im sambil tanganku membuka foto-foto yang lebih hot lagi.


"Belum pernah sama sekali, tapi kalau ciuman bibir dan susuku diremes sudah pernah, aku takut kalau nanti hamil". (memang Im-im sangat terbuka tentang pacarnya yang di Bogor dan pernah suatu hari cerita kalau pacarnya ngajak tidur di hotel tapi Im-im nggak mau).

"Kalau Cuma kayak gitu nggak bakal bikin hamil, gemana kalau kamu coba, nanti kalau kamu hamil aku mau tanggungjawab dan nggak perlu bingung soal uang, terus kalau ternyata kamu nggak hamil, kamu nanti aku ajari gaya-gaya yang ada difoto ini. Gimana?"

Dan Im-im cuma diam sambil lihatin wajahku, sebenarnya aku tahu dia naksir aku sudah lama tapi karena posisi dia hanya babysiters yang membuatnya nggak PD.

"Benar ya.., janji lho?" pintanya dengan sedikit ragu.

Dan dengan wajah penuh semangat aku bersumpah untuk menepati janjiku, meskipun aku enggak ada niat untuk menepati janjiku. Aku putuskan sambungan internet dan mulai "melatih" Im-im dengan diawali teknik berciuman yang sudah pernah dia rasakan dengan pacarnya, sentuhan halus bibirnya yang lembut membuatku membalas dengan ganas hingga tanpa terasa tanganku telah meremas payudara Imah yang memang masih kencang. Desahan halus mulai muncul saat bibirku menelusuri lehernya yang agak berbulu seolah Im-im menikmati semua pelatihan yang aku berikan.

Aku merasa cumbuan ini kurang nyaman, aku dan Imah pindah ke dalam kamar Im-im, perlahan aku rebahkan tubuhnya dan bibirku bergantian menjelajah bibir dan lehernya sedangkan tanganku berusaha membuka kaos dan BH-nya dan kini separoh tubuh Imah telah bugil membuat libidoku tidak karuan. Tanpa ada keluhan apapun Imah terus mendesah nikmat dan tangannya membimbing tangan kiriku meremas teteknya yang bulat sedangkan payudara kanannya aku lumat dengan bibirku hingga terdengar jeritan kecil Im-im. Entah berapa lama aku mencumbu bagian atas tubuhnya dan sebenarnya keinginanku untuk bercinta sudah sangat besar tetapi aku tahu ini bukan saat yang tepat.

Cerita Sex Perlahan aku turunkan celana pendek dan celana dalamnya bersama hingga Imah sepenuhnya bugil dan ini yang membuat dia malu. Untuk membuat Imah tidak merasa canggung aku mencumbunya lebih ganas lagi sehingga kini Imah mendesah lebih keras lagi dan tangan kanannya meremas kaosku untuk menyalurkan gairahnya yang mulai memuncak. Bibirku kini mulai menjalar kebawah menuju vaginanya yang tertutup kumpulan bulu hitam, perlahan aku angkat kedua pahanya hingga posisi selakangannya terlihat jelas. Samar-samar terlihat lipatan berwarna merah di vaginanya dan aku tahu baru aku yang melihat surga dunia milik Im-im.

Kini bibirku mulai menjilati vaginanya yang mulai banjir dengan halus agar Im-im tidak merasa geli dan ternyata rencanaku berjalan lancar, desahan yang tadi menghiasi cumbuanku dengan Imah kini mulai diselingi lenguhan dan jeritan kecil yang menandakan kenikmatan luar biasa yang sedang dirasakan babysiters keponakanku. Semakin lama semakin banyak lendir yang keluar dari kemaluannya yang membuatku lebih bergairah lagi, tiba-tiba seluruh tubuh Imah kejang dan suara lenguhannya menjadi gagap sedangkan kedua tangannya meremas kuat kasurnya. Dengan diiringi lenguhan panjang Imah mencapai klimak, tubuhnya bergerak tidak beraturan dan aku lihat sepasang teteknya mengeras sehingga membuatku ingin meremasnya dengan kuat. Setelah kenikmatannya perlahan turun seiring tenaganya yang habis terkuras membuat tubuhnya yang bugil menjadi lunglai, dengan kepasrahannya aku menjadi sangat ingin segera menembus vaginanya dengan penisku yang sedari tadi sudah tegang.

"Imah merasa sangat aneh, bingung aku jelasin rasanya" katanya dengan perlahan.

"Belum pernah aku merasakan hal ini sebelumnya, aku takut kalau terjadi apa-apa," sambil memelukku erat. Sambil kukecup keningnya, aku jawab kekhawatiranya.

"Ini yang disebut kenikmatan surga dunia dan kamu baru merasakan sebagian. Imah nggak perlu takut atau khawatir soal ini, kan aku mau tanggungjawab kalau kamu hamil," sambil kubalas pelukannya.

Sekilas aku lupa libidoku dan berganti dengan perasaan ingin melindungi seorang cewek, kemudian tanpa disengaja tangan Im-im menyentuh penisku sehingga membuat penisku kembali menegang. Wajah Imah tersipu malu saat aku lihat wajahnya yang memerah, kucium bibirnya dan tanpa menunggu komandoku Im-im membalasnya dengan lebih panas lagi dan kini Imah terlihat lebih PD dalam mengimbangi cumbuanku. Teteknya aku remas dengan keras sehingga Im-im mengerang kecil. Kini bajuku dibuka oleh sepasang tangan yang sedari tadi hanya mampu meremas keras kasur yang kini sudah acak-acakan spreinya dan aku imbangi dengan melepas celana pendekku dan segera terlihat penis yang sudah tegang karena aku terbiasa tidak memakai CD saat dirumah. Melihat pemandangan itu, Imah malu dan menjadi sangat kikuk saat tangannya aku bimbing memegang penisku dan setelah terbiasa dengan pemandangan ini aku membuat gaya 69 dengan Imah berada diatas yang membuatnya lebih leluasa menelusuri penisku.

Setelah beberapa lama aku bujuk untuk mengulumnya, akhirnya Im-im mau melakukan dan menjadi sangat menikmati, sedangkan aku terus menghujani vaginanya dengan jilatan lidahku yang memburunya dengan ganas. Karena tidak kuat menahan rasa nikmat yang menyerang seluruh tubuhnya, Im-im tak mampu meneruskan kulumannya dan lebih memilih menikmati jilatan lidahku di vaginanya dan aku tahu Imah menginginkan kenikmatan yang lebih lagi sehingga tubuh bugilnya aku rebahkan sedangkan kini tubuhku menindihnya sembari aku teruskan bibirku menjelajahi bibirnya yang memerah.

Perlahan tanganku menuntun tangan kanan Im-im untuk memegang penisku hingga berada tepat di depan mulut vaginanya, aku gosok-gosok penisku di lipatan vaginanya dan mengakibatkan sensasi yang menyenangkan, erat sekali tangannya memelukku sambil telus mengerang nikmat tanpa memperdulikan lagi suaranya yang mulai parau. Vaginanya semakin basah dan perlahan penisku yang tidak terlalu besar mendesak masuk ke dalam vaginanya dan usahaku tidak begitu berhasil karena hanya bisa memasukkan kepala penisku. Perlahan aku mencoba lagi dan dengan inisiatif Im-im yang mengangkat kedua kakinya hingga selakangannya lebih terbuka lebar yang membuatku lebih leluasa menerobos masuk vaginanya dan ternyata usahaku tidak sia-sia. Dengan sedikit menjerit Imah mengeluh,

"Aduh.., sakit. Pelan-pelan dong" dengan terbata-bata dan lemah kata-kata yang keluar dari mulutnya. Saat seluruh penisku telah masuk semua, aku diam sejenak untuk merasakan hangatnya lubang vaginanya.

Perlahan aku gerakkan penisku keluar-masuk liang vaginanya hingga menjadi lebih lancar lagi, semakin lama semakin kencang aku gerakkan penisku hingga memasuki liang paling dalam. Berbagai rancauan yang aku dan Imah keluarkan untuk mengekspresikan kenikmatan yang kami alami sudah tidak terkendali lagi, hampir 15 menit aku menggenjot vaginanya yang baru pertama kali dimasuki penis hingga aku merasa seluruh syaraf kenikmatanku tegang. Rasa nikmat yang aku rasakan saat spermaku keluar dan memasuki lubang vaginanya membuat seluruh tubuhku menegang, aku lumat habis bibirnya yang memerah hingga Im-im dan kedua tanganku meremas teteknya yang mengeras. Akhirnya aku bisa merasakan tubuh Im-im yang lama ada dianganku.

Kami berdua tergolek lemah seolah tubuhku tak bertulang, kupeluk tubuh Imah dengan erat agar dia tidak galau dan setelah tenagaku pulih aku berusaha memakaikan baju padanya karena Im-im tidak mampu berdiri lagi. Saat aku hendak mengenakan CD aku lihat sedikit bercak merah dipahanya dan aku bersihkan dengan CD ku agar Im-im tidak tahu kalau perawannya sudah aku renggut tanpa dia sadari.

Kami berdua melakukan hal itu berulangkali dan Imah semakin pintar memuaskanku dan selama ini dia tidak hamil yang membuatnya sangat PD. Tanpa disadari 2 tahun aku menikmati tubuhnya gratis meskipun kini Imah tidak menjadi babysiters keponakanku sebab kakakku telah pindah rumah mengikuti suaminya yang dipindah tugaskan ke daerah lain. Sekarang Im-im menjadi penjaga rumahku dan sekaligus pemuas nafsuku saat pacar-pacarku tidak mau aku ajak bercinta.

Saat lebaran seperti biasa Imah pulang kampung selama 2 minggu dan yang membuatku kaget dia membawa seorang cewek sebaya dengan Imah dan bernama Dina yang merupakan sepupunya. Memang lebih cantik dan lebih seksi dari Imah yang membuatku berpikir kotor saat melihat tubuh yang dimiliki Dina yang lugu seperti Imah 2 tahun lalu. Pada malam harinya, setelah kami melepas rasa kangen dengan bercinta hampir 2 jam, Imah tiba-tiba menjadi serius saat dia mengutarakan maksudnya.

"Mas, aku sudah 2 tahun melayani Mas untuk membereskan urusah rumah dan juga memberikan kepuasan diranjang seperti yang aku berikan saat ini," Imah terdiam sejenak.

"Aku ingin tahu, apakah ada keinginan Mas untuk menikahiku meskipun sampai saat ini aku tidak hamil. Apa Mas mau menikahiku?"

Aku terhenyak dan diam saat disodori pertanyaan yang tidak pernah terlintas sedikitpun selama 2 tahun ini. Lama aku terdiam dan tidak tahu mau berkata apa dan akhirnya Imah meneruskan perkataannya.

"Imah tahu kalau Mas nggak ada keinginan untuk menikahiku dan aku nggak menuntut untuk menjadi suamiku, 2 tahun ini aku merasa sangat bahagia dan sebelum itu aku telah mencintai Mas dan menjadi semakin besar saat aku tahu Mas sangat perhatian denganku."

Imah terdiam lagi dan aku memeluknya erat penuh rasa sayang dan Imah pun membalas pelukanku.
"Tapi.., aku ingin lebih dari ini. Aku ingin bisa menikmati cinta dan kasih sayang seorang suami dan itu yang membuatku menerima pinangan seorang pria yang rumahnya tidak jauh dari desaku." Aku terhenyak dan menjadi lebih bingung lagi dan belum bisa menerima kabar yang benar-benar mengagetkanku.

Kami berdua hanya bisa diam dan tanpa terasa meleleh air mataku dan aku baru merasa bahwa aku ternyata benar-benar menginginkannya, namun ternyata sudah terlambat. Keesokan harinya aku mengantar Imah ke terminal untuk kembali pulang ke desanya dan menikah dengan seorang duda tanpa anak, menurutnya calon suaminya akan menerimanya meskipun dia sudah tidak perawan. Dengan langkah gontai aku kembali ke mobilku dan melalui hari-hariku tanpa Imah.

Cerita Sek Bergambar– Ngentot Ibu Pacarku Dan Tantenya


Kumpulan Cerita Sek 2016,Cerita Sek Remaja,Cerita Sek Selingkuh,Cerita sek Pemerkosaan,Cerita Sek Pramugari,Cerita Sek Mesum 2016.Melissacantik.com – Kumpulan Cerita Seks Dewasa 17 Tahun Bergambar Terbaru 2014
Antara Ibu Pacarku Dan Tantenya – Namaku Donny, umur 18 tahun, wajahku cukup tampan dan tubuh atletis karena aku memang suka olah raga, tinggi 175 cm. Aku dilahirkan dari keluarga yang mampu. Tapi Aku merasa kesepian karena kakak perempuanku kuliah di Amsterdam, sedang kedua orang tuaku menetap di Bali mengurusi perusahaannya di bidang garment, mereka pulang sebulan sekali.


Saat ini aku kelas II SMU swasta di kota Surabaya. Perkenalanku dengan pacarku, Shinta setahun yang lalu. Di sekolah kami, dia memang kembangnya kelas II IPS, banyak cowok yang naksir padanya tapi dengan sedikit kelebihanku dalam merayu cewek, maka aku berhasil menggaetnya. Sebenarnya dia termasuk type cewek yang pendiam dan tongkrongannya biasanya di perpustakaan, karena itu dia sering dapat rangking kelas.

Keluarga Shinta termasuk keluarga yang kaya. Ayahnya, Pak Har berumur 54 tahun masuk jajaran anggota DPRD sedang ibunya, Bu Har yang nama aslinya Mustika berumur 38 tahun, orangnya cantik, tingginya sekitar 164 cm, kulitnya putih, dia asli Menado, rambutnya sebahu, orangnya ramah dan berwibawa. Kesibukannya hanya di rumah, ditemani oleh tantenya Shinta yaitu Tante Merry, berumur 30 tahun, orangnya seksi sekali seperti penyanyi dangdut Baby Ayu, tingginya 166 cm. Dia baru menikah 3 tahun yang lalu dan belum mempunyai anak, sedang suaminya Om Nanto adalah pelaut yang pulang hampir 3 bulan sekali.

Dalam masa pacaran boleh dibilang aku kurang pemberani karena memang Shinta orangnya selalu memegang prinsip untuk menjaga kehormatan karena dia anak tunggal. Dia hanya mengijinkan aku untuk mencium pipi saja, itu juga kalau malam minggu.

Sebenarnya aku bukanlah orang yang alim, karena kawan-kawanku Andi, Dito dan Roy terkenal gank-nya Playboy dan suka booking cewek, maka sebagai pelampiasanku karena pacarku orangnya alim aku sering mencari kesenangan di luar bersama teman-temanku, rata-rata dari kami adalah anak orang gedean, jadi uang bagi kami bukanlah soal, yang penting happy.

Suatu hari, tepatnya minggu sore kami berempat pergi ke Tretes dan rencananya akan menyewa hotel dan booking cewek. Sesampainya di sebuah hotel, kami segera ke receptionis, kami segera memesan 2 kamar, saat itu aku hanya duduk di ruang tunggu dan mengawasi Dito dan Andi yang sedang memesan kamar.

Tiba-tiba pandanganku jatuh pada perempuan setengah baya yang berkacamata hitam di sebelah Dito yang sepertinya lebih dulu mau memesan kamar. Aku seperti tak percaya, dia ternyata Tante Tika (Mustika) ibunya Shinta dan yang bersamanya seorang pemuda yang aku sendiri tidak kenal. Mereka kelihatan mesra sekali karena tangan pemuda itu tak mau lepas dari pinggang Tante Tika. Timbul niatku untuk menyelidiki apa sebenarnya tujuan Tante Tika datang ke hotel ini. Setelah mendapat kunci, mereka kemudian melangkah pergi untuk menuju kamar yang dipesan. Lalu aku menguntitnya diam-diam, pada Roy aku pamit mau ke Toilet. Ternyata mereka menuju ke kamar Melati no.3 yaitu salah satu kamar VIP yang dipunyai oleh Hotel itu.

Kemudian aku balik lagi ke teman-temanku, akhirnya mereka mendapat kamar Mawar no.6 dan 7 kebetulan lokasinya saling membelakangi dengan Kamar Melati, dan dipisahkan oleh parkiran mobil. Tak lama kemudian, Roy dan Dito pergi mencari cewek. Sambil menunggu mereka, aku iseng-iseng pergi ke belakang kamar. Saat itu jam 18:00 sore hari mulai gelap. Kebetulan sekali di Kamar Melati pada dinding belakang ada ventilasi udara yang agak rendah. Dengan memanjat mobil Roy, aku bisa melihat apa yang terjadi di dalam kamar itu. Ternyata Ibu pacarku yang di rumah kelihatan alim dan berwibawa tak disangka selingkuh dengan pria lain yang umurnya jauh lebih muda darinya. Keduanya dalam keadaan telanjang bulat, posisi Tante Tika sedang menaiki pemuda itu sambil duduk, kemaluan Tante Tika terlihat tertusuk oleh batang kejantanan pemuda yang sedang terlentang itu. Aku jadi ikut horny melihat dua sosok tubuh yang sedang bersetubuh itu. Wajah Tante Tika kelihatan merah dan dipenuhi keringat yang membasahi kulitnya. Nafasnya terengah-engah sambil menjerit-jerit kecil.


Tiba-tiba gerakannya dipercepat, dia berpegangan ke belakang lalu dia menjerit panjang, kelihatannya dia mendapat orgasmenya lalu badannya ambruk menjatuhi tubuh pemuda itu. Kelihatannya pemuda itu belum puas lalu mereka ganti posisi. Tante Tika berbaring di ranjang, kakinya di buka lebar lututnya dilipat, dengan penuh nafsu pemuda itu menjilati liang kewanitaan Tante Tika yang sudah basah penuh dengan cairan maninya. Ibu pacarku itu mengerang-erang manja. Setelah puas dengan permainan lidahnya, pemuda itu kembali mengarahkan batang kejantanannya ke bibir kemaluan Tante Tika lalu dengan mudah, “Blueess..” Kejantanan pemuda itu sudah amblas seluruhnya ke dalam lubang kemaluan Tante Tika. Aku melihatnya semakin bernafsu sambil mengocok kemaluanku sendiri, aku antusias sekali untuk menikmati permainan mereka. Pemuda itu terus memompa batang kejantanannya keluar masuk lubang kemaluan Tante Tika sambil tangannya meremas-remas payudara perempuan itu yang berukuran lumayan besar, 36B. Pinggulnya bergoyang-goyang mengimbangi gerakan pemuda itu.

Sekitar 6 menit kemudian pemuda itu mengejang, ditekannya dalam-dalam pantatnya sambil melenguh dia keluar lebih dulu, sedang Tante Tika terus menggoyangkan pinggulnya. Tak lama kemudian dijepitnya tubuh pemuda itu dengan kakinya sambil tangannya mencengkeram punggung pemuda itu. Kelihatannya dia mendapat orgasme lagi bersamaan dengan muncratnya mani dari kemaluannya. Lalu kusudahi acaraku mengintip Tante Tika, Ibu pacarku yang penuh wibawa dan aku sangat mengagumi kecantikannya ternyata seorang Hiperseks. Ada catatan tersendiri dalam hatiku. Aku sudah melihatnya telanjang bulat, hal itu membuat terbayang-bayang terus saat dia merintih-rintih membuatku sangat bernafsu hingga timbul keinginan untuk dapat menikmati tubuhnya. Paling tidak aku sekarang punya kartu truf rahasianya.

Acaraku dengan teman-teman berjalan lancar bahkan saat menyetubuhi cewek yang bernama Ani dan Ivone justru aku membayangkan sedang menyetubuhi Tante Tika hingga aku cepat sekali keluar. Aku hanya melakukan sekali pada Ani dan dua kali pada Ivone, sedang teman-temanku melakukan sampai pagi tak terhitung sudah berapa kali mereka mendapat orgasme. Aku sendiri jadi malas untuk bersetubuh dengan mereka karena saat ini aku malah terbayang-bayang dengan keindahan tubuh Tante Tika.

Jam 10 malam setelah berpakaian, aku keluar dari kamar. Kubiarkan ketiga temanku mengerubuti kedua cewek itu. Kunyalakan rokok dan duduk di teras kamar, rasanya udara di Tretes sangat dingin. Kembali kutengok kamar melati no.3 dari ventilasi, kelihatan lampunya masih menyala berarti mereka belum pulang, lalu kuintip lagi dari jendela ternyata mereka sedang tidur saling berpelukan.

Tiba-tiba aku ingat Tante Tika selalu bawa HP, aku sendiri juga kebetulan bawa tapi aku ragu apakah HP-nya diaktifkan tapi akan kucoba saja. Begitu ketemu nomernya lalu kutekan dial dan terdengar nada panggil di dalam kamar itu. Tante Tika terbangun lalu buru-buru mengangkat HP-nya, dia sempat melihat nomer yang masuk.

“Haloo.. ini Donny yaa, ada apa Doon..?” kata Tante Tika dari dalam kamar.
“Tante sedang di mana..?” tanyaku.
“Lhoo.. apa kamu nggak tanya Shinta, hari ini aku kan nginap di rumah neneknya Shinta di Blitar, neneknya kan lagi sakit..” kata Tante Tika beralasan.
“Sakit apa Tan..” tanyak berlagak pilon.
Dia diam sejenak, “Ah nggak cuman jantungnya kambuh.. tapi sudah baikan kok, besok juga saya pulang,” katanya pintar bersandiwara.
“Memangnya kamu, ada perlu apa..?” tanya Tante Tika.
“Maaf Tante.. tapi.. Tante jangan marah yaa..!”
“Sudah katakan saja aku capek nih.. kalau mau ngomong, ngomong saja.. aku janji nggak akan marah,” kata Tante Tika.

“Tante capek habis ngapain..?” tanyaku.
“E..e.. anuu tadi mijitin Neneknya Shinta..” katanya gugup.
“Bener Tante..? masak orang sakit jantung kok dipijitin, bukannya mijitin yang lain..?” kataku mulai berani.
“Kamu kok nggak percaya sih.. apa sih maksudmu..?”
“Sekali lagi maaf Tante, sebenarnya saya sudah tahu semuanya..?”
“T..tahu apa kamu?” dia mulai gelagapan.
“Bukannya Tante sekarang berada di Tretes di Hotel **** (edited) di kamar melati no.3 bersama orang yang bukan suami Tante,” kataku.
“D..Doon, kamu dimanaa?” katanya bingung.
“Temui saya di belakang kamar tante, di dalam mobil Civiv Putih sekarang.. kita bisa pecahkan masalah ini tanpa ada orang yang tahu,” kataku menantang.
“B..b.baik, saya segera ke sana.. tunggu lima menit lagi,” katanya lemah.

Tak lama kemudian Tante Tika datang dengan hanya memakai piyama masuk ke mobil Roy.
“Malem Tante,” sapaku ramah.
“Doon tolong yaa, kamu jangan buka rahasia ini..” katanya memohon.
“Jangan khawatir Tante kalau sama saya pasti aman, tapii..” aku bingung mau meneruskan.
Aku terus membayangkan tubuh seksi Tante Tika dalam keadaan telanjang bulat sedang merintih-rintih nikmat.
“Tapi.. apa Doon..?, ngoomong doong cepetan, jangan buat aku tengsin di sini.. tolong deh jaga nama baik Tante.. Tante baru dua kali begini kook.. itu jugaa.. Tante udah nggak tahaan lagii, bener lhoo kamu mau tutup mulut..” katanya merajuk.
“Tunggu duluu.. emang sama Om, Tante nggak Puas..?” tanyaku.
“Sebenarnya siih, Mas Har itu udah menuhin kewajibannya.. cuman sekarang dia kan udah agak tua jadinya yaahh, kamu tahu sendiri kan gimana tenaganya kalau orang sudah tua.. makanya kamu harus maklum, kalau kebutuhan yang satu itu belum terpuaskan bisa gila sendiri aku.. kamu kan udah dewasa masalah kayak gitu harusnya udah paham, paling tidak kamu sudah tahu alasannya.. sekarang tolong Tante yaah, jaga rahasia Tante.. please!!” katanya mengiba.

“Baik Tante, saya akan jaga rahasia ini, tapi tergantung..”
“Tergantung apa..?
“tergantung.. imbalannya.. trus yang buat tutup mulut apa dong, masak mulut saya dibiarin terbuka..?”
“Kamu minta uang berapa juta besok saya kasih,” balas Tante Tika agak sombong.
“Papa saya masih bisa kok ngasih uang berapapun, Emangnya uang bisa untuk tutup mulut, lihat Tante,” sambil aku keluarin uang 100 ribuan lalu kutaruh di mulutku, kemudian uang itu jatuh ke lantai mobil.
“Tuhh, jatuhkan uangnya.” kataku sambil ketawa kecil.
“Hihi..hi, kamu bisa apa aja becanda, terus kamu minta apa..?” tanya Tante Tika.
“Hubungan pacaran saya sama Shinta kan udah lama tapi Dia cuman ngasih ciuman di pipi saja, yang lainnya nggak boleh sama mamanya, sebenarnya saya pengin ngerasain yang lainnya..” kataku.


“Gila kamu, anakku kan masih perawan, harus bisa jaga diri dong..!”
“Saya kan laki-laki dewasa Tante, pasti juga kepingin ngerasain gituan, gimana kalau selain ciuman dari Shinta saya belajarnya sama Tante Tika.. saja,” tanyaku nakal.
“Wah kamu semakin kurang ajar saja, mulai besok kamu nggak boleh pacaran lagi sama anakku,” ancamnya serius.
“Memangnya Tante pengin lihat berita di koran, Isteri anggota DPRD Jatim berselingkuh dengan gigolo,” aku balik mengancam.
“Ett.. jangan dong, kamu kok gitu sih, aku cuman bercanda kok, kamu boleh kok ngelanjutin hubungan kamu dengan Shinta, terus kalau mau diajarin gituan.. ee.. Tante nggak keberatan kok, sekarang juga boleh,” katanya, akhirnya dia mengalah.
“Tante mau ML sama saya sekarang..?” tanyaku nggak percaya.
“Udahlah, ayo ke kamar Tante tapi.. biar pemuda itu kusuruh pulang dulu,” katanya sambil melangkah pergi menuju kamarnya.

Malam itu kulihat arlojiku sudah menunjukkan jam 23:00 WIB. Kulihat seorang pemuda keluar dari kamar Tante Tika, aku segera masuk ke dalam kamar itu. Kulihat Tante Tika sedang duduk di meja rias sambil menyisir rambutnya menghadap ke cermin.
“Nggak usah berdandan Tante, udah cantik kok..” kataku memuji kecantikannya.
“Emang Tante masih cantik..?” tanyanya.
“Buat apa saya bohong, sudah lama saya mengagumi kecantikan Tante, juga tubuh Tante yang masih seksi,” jawabku.
“Benarkah kamu mengagumi Tante..?”
“Malah saya sering ngebayangin gimana yahh rasanya ngentot sama Tante Tika, pasti enak.” kataku merayunya.
“Ya udah nggak usah dibayangin, orangnya udah ada di depan kamu kok, siap melayani kamu,” katanya sambil berdiri dan berjalan ke arahku.

Lalu dengan kasar dibukanya reitsleting celanaku dan dilepasnya celanaku ke bawah juga celana dalamku hingga sampai lutut. “Waawww.. besar sekali punya kamu Don?” serunya, lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku yang ukuran panjangnya 15 cm tapi diameternya kira-kira 3,7 cm kemudian mengelus-elusnya dengan penuh nafsu. Akupun semakin bernafsu, piyamanya kutarik ke bawah dan woowww.., kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan. “Mm.. kamu sudah mulai pintar, Don. Tante mau kamu..” belum lagi kalimat Tante Tika habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan, “Crupp..” sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya. “Aahh.. Donny, oohh.. sedoot teruus aahh..” tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang kejantananku, celanaku sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting susunya satu persatu. Tante Tika tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Tika sudah berpengalaman sekali. Batang kejantananku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.
“Buka bajumu dulu, Don..” ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas sedotanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku dilepaskannya. Ia sejenak berdiri dan melepas piyamanya, kini aku dapat melihat tubuh Tante Tika yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu tegak menantang. Dan bukit diantara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangannya. Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas. Tante Tika langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudaranya, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalanku sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Tante Tika menyedot lidahku dengan lembut. “Uhh..” nikmatnya, tanganku menyusup diantara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu.
“Hmm.. oohh.. Tante.. aahh..” kegelian bercampur nikmat saat Tante Tika memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada batang kejantananku. Bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti.
“Hmm.. pintar kamu Doon.. oohh..” Desahan Tante Tika mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip. “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..” Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Tika membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah kewanitaannya. Uhh, liang kewanitaan itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut. Aku ingat apa yang harus kulakukan, lidahku menjulur lalu menjilati liang kewanitaan Tante Tika. “Ooohh, yaahh.. enaak, Doon, Hebat kamu Doon.. oohh..” Tante Tika mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada klitorisnya. Sekitar lima menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras diantara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas.

“Aahh.. Tante nggak kuaat aahh, Doon..” teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang kewanitaannya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku. “Makasih yaa Don, kamu udah puasin Tante.. makasih Sayang. Sekarang beri Tante kesempatan bersihin badan sebentar saja,” ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi. Aku tak tahu harus berbuat apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Tika. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya. Ahh, aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat Tante Tika sedang mengguyur tubuhnya di bawah shower.


“Tante Tika.. ayoo cepat,” teriakku tak sabar.
“Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?” ia mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya langsung meraih batang kejantananku yang masih tegang.
“Woowww.. Tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Doon.. oohhmm..” ia berjongkok di hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Tante Tika memasukkan batang kejantananku ke mulutnya.
“Ouughh.. sstt.. nikmat Tante.. oohh.. oohh.. ahh..” geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam alat tubuh perempuan. Ternyata, ahh.., lezatnya setengah mati. Batang kejantananku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Tika hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya.

“Waaouwww.. punya kamu ini lho, Doon.. Tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi,” tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Tika seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah yang berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan liang kewanitaannya. Hmm.. kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan cepat kutindih tubuhnya, kumasukkan batang kejantananku ke dalam lubang kemaluannya. “Sleepp..” agak susah juga karena kemaluannya lumayan sempit tapi kemudian amblas juga seluruhnya hingga sampai dasar rahim, lalu kupompa naik turun. “Hmm.. oohh..” Tante Tika kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang kewanitaannya bertambah licin saja. Batang kejantananku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku. “Plak.. plak.. plak.. plak..” aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini. Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Tika yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang kesana kemari, mengundang bibirku beraksi.

“Ooohh Sayang, kamu buas sekali. Hmm.. Tante suka yang begini, oohh.. genjot terus..” katanya menggelinjang hebat.
“Uuuhh.. Tante, nikmat Tante.. hmm Tante cantik sekali oohh..”
“Kamu senang sekali susu tante yah? oohh.. sedoot teruus susu tantee aahh.. panjang sekali peler kamu.. oohh, Doony.. aahh..” Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan liang kewanitaannya semakin terasa menjepit batang kejantananku yang semakin terasa keras dan tegang.
“Doon..?” dengusannya turun naik.
“Kenapa.. Tante..”
“Kamu bener-bener hebat Sayang.. oowww.. uuhh.. Tan.. Tante.. mau keluar hampiirr.. aahh..” gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami bersetubuh.
“Ooohh memang enaak Tante, oohh.. Tante oohh.. tante Tika, oohh.. nikmat sekali Tante, oohh..” Tak kuhiraukan tubuh Tante Tika yang menegang keras, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu, “Aahh.. Doon.. Tante ke..luaarr laagii.. aahh..” liang senggama Tante Tika terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batang kejantananku dan ia menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala batang kejantananku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya.

Sesaat kemudian ia lemas lagi. Batang kejantananku masih menancap setia di liang kemaluan Tante Tika. “Sekarang Tante mau puasin kamu, kasih Tante yang di atas ya, Sayang.. mmhh, pintar kamu Sayang..” Posisi kami berbalik. Kini Tante Tika menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang kejantananku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya dan terasa lebih masuk.

Tante Tika mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini, aku segera meremasnya. Tante Tika berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana batang kejantananku keluar masuk liang senggamanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang. “Ooohh enaak Tante.. ooh Tante.. ooh Tante Tika.. ooh Tante.. hmm, enaak sekali.. oohh..” kedua buah payudaranya seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Tika. “Remas yang mesra dong susu Tante sayang, oohh.. yaahh.. pintar kamu.. oohh.. Tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, oohh.. pintar kamu Doon oohh.. ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang,” Tante Tika meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku. “Maksud Tante supaya saya bisa.. srup.. srup..” mulutku menerkam puting susunya. “Yaahh.. sedot susu Tante lagi sayang.. hmm.. yak begitu teruus yang kiri sayang oohh..” Tante Tika menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Cairan mani Tante Tika yang meluber membasahi dinding kemaluannya. Akhirnya dia menjerit panjang, “Ouuhhgg.. Tante keluuaar, lagii,” erangnya.

Aku yang belum puas memintanya untuk menungging. Tante Tika menuruti perintahku, menungging tepat di depanku yang masih terduduk. Hmm.., lezatnya pantat Tante Tika yang besar dan belahan bibir kewanitaannya yang memerah, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan batang kejantananku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya. “Ooohh.. ngg.. Kamu hebaat Donn.. oohh, genjot yang cepat Sayang, oohh.. tambah cepat lagi.. uuhh..” desah Tante Tika tak beraturan. “Ooohh Tante.. Taan..tee.. oohh.. nikmat Tante Tika..” Kepalanya menggeleng keras kesana kemari, kurasa Tante Tika sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannya pun makin ngawur. “Ooohh.. jangan lama-lama lagi Sayang, Tante mau keluar lagi ooh..” rintihnya. Lalu aku mempercepat gerakanku hingga bunyinya kecepak-kecepok akibat banyaknya cairan mani Tante Tika yang sudah keluar, lalu aku merasa ada sesuatu yang mau keluar.

“Aahh Tante.. uuhh.. nikmat sekali, oohh.. Tante sekarang.. Tante Tika, oohh.. saya nggak tahan tantee.. enaak.. oohh..” ceracauku tak beraturan. “Tante juga Doon.. ohh.. Doonny sayaangg, oohh.. keluaar samaan sayaang, ooh..” Kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar dan, “Croot.. crott.. croott.. croott..” entah berapa kali batang kejantananku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim Tante Tika yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras. Tangan Tante Tika meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sensasi yang sangat hebat.

Sejak itu hubunganku dengan Tante Tika bertambah mesra tidak jarang kami mengadakan perjanjian untuk saling ketemu atau saat dia menyuruhku mengantarkannya ke arisan tapi malah dibelokkan ke rumahnya yang satu di daerah perumahan elit yang sepi, sedang aku sama Shinta tetap pacaran tapi perselingkuhanku dengan mamanya tetap kujaga rahasianya.

Suatu hari aku ke rumah Shinta sepulang sekolah, ternyata Shinta sedang les. Sedangkan ayahnya ada meeting 2 hari di Malang. Karena sudah terbiasa, setelah masuk ke rumah dan kelihatannya sepi, saat bertemu Tante Tika aku langsung memeluknya dari belakang.
“Mumpung sepi Tante, saya sudah kangen sama Tante..” kataku sambil menciumi leher dan cuping telinga Tante Tika.
“Jangan di sini Sayang, ke kamar tante saja..” katanya sambil mengandengku masuk ke kamar, aku seperti kerbau yang di cocok hidungnya, hanya menurut saja.

Setibanya di dalam kamar tanpa ba-bi-bu kami saling berpelukan dan kulumat bibirnya. Nafasnya terengah-engah. Kancing dasternya kubuka satu-persatu hingga semuanya lepas lalu kutarik ke bawah, sedang Tante Tika juga sudah melepas kemejaku, tangannya kini sibuk membuka reitsleting celanaku, aku membantunya. Setelah celanaku lepas lalu dia buang di lantai. Aku diam sejenak, kupandangi tubuh Tante Tika yang hanya memakai BH warna putih dan celana dalam yang juga putih. Lalu tali pengikat BH-nya kulepas, maka tersembullah buah dada Tante Tika yang montok dan menantang itu. Kemudian tanganku ganti memelorotkan celana dalam Tante Tika. Kini dia sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Kulitnya yang putih mulus memancarkan keindahan alami, aku jadi semakin bernafsu.

Sesaat kemudian Tante Tika jongkok di hadapanku dan dengan sekali tarik celana dalamku dilepaskannya ke bawah, dengan kakiku CD-ku kulempar ke bawah ranjang Tante Tika. Lalu kami saling menatap, bibirnya didekatkan dengan bibirku, tanpa buang waktu kupagut bibir yang merah merekah kami saling mengulum, terasa hangat sekali bibir Tante Tika. Tanganku mulai bergerilya di dadanya, gundukan montok itu semakin lama semakin kencang dan putingnya terasa mengeras karena permainan tanganku. Kemaluanku tak luput dari tangan hangat Tante Tika yang begitu bernafsu ingin menguasai keperkasaan kejantananku. Tangan lentik itu kini mengocok dan meremas otot kejantananku. Aku semakin tak tahan, lalu aku melepas pelukannya, nafas kami sama-sama ngos-ngosan. Kulihat matanya memerah seperti banteng yang marah, dadanya naik turun inikah yang namanya sedang birahi. Lalu tubuh telanjang Tante Tika kubopong dan kubaringkan terlentang di atas ranjang, dia menekukkan lututnya dan kedua pahanya direnggangkan. Melihat pemandangan liang senggamanya yang sudah basah dan merah merekah, aku jadi semakin tidak sabar. Lalu kembali semua bagian dari liang kewanitaannya menjadi daerah operasi lidahku. Klirotisnya terlihat mengkilat karena banyaknya cairan yang membasahi liang senggamanya.

Tiba-tiba aku dikagetkan saat secara refleks aku melihat ke pintu. Memang pintu itu hanya di tutup kain gorden sedang daun pintunya tidak kami tutup. Kain gorden itu tersingkap sedikit dan terlihat sepasang mata mengintip perbuatan kami. Aku sempat deg-degan, jangan-jangan Om Har, kalau benar mati aku. Lalu saat gorden itu tertiup angin dari jendela samping aku baru tahu kalau ternyata yang berdiri di balik pintu adalah Tante Merry, adik Tante Tika. Aku jadi lega, paling tidak dia bukan suami Tante Tika ataupun pacarku Shinta.

Aku meneruskan permainanku dengan harapan semoga Tante Merry bisa melihat bagaimana aku bisa memuaskan kakaknya. Harapanku mendekati kenyataan, ternyata mata itu terus mengawasi permainan kami bahkan saat batang kejantananku hendak masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Tika, aku sempat mendengar Tante Merry menahan nafas. Kembali kugenjot liang kewanitaan itu hingga yang punya mengejang sambil mulutnya keluar erangan dan rintihan yang seperti mungkin pembaca pernah melihat Film Blue versi mandarin saat si cewek digenjot lawan mainnya. Aku sendiri semakin tambah bernafsu mendengar rintihan kecil Tante Tika karena suaranya merangsang sekali. Paling tidak 20 menit lamanya aku bisa bertahan dan akhirnya jebol juga pertahananku. “Ccroot.. croot.. croot..” cairanku banyak yang masuk ke dalam rahim Tante Tika, sedang sebelum itu Tante Tika juga sudah keluar dan setelah aku hampir selesai mengejang dan mengeluarkan spermaku, giliran Tante Tika mengejang yang kedua kalinya. Lalu tubuhku ambruk di samping Tubuh indah Tante Tika. Kulihat mata Tante Tika terpejam sambil tersenyum puas.


Lalu aku pamit mau ke kamar mandi. Sebenarnya aku hanya ingin menemuai Tante Merry tapi saat kucari dia sudah tidak di belakang gorden lagi. Lalu kucari di kamarnya. Kulihat pintu kamar terbuka sedikit lalu kutengok, ternyata kamarnya kosong. Akhirnya kuputuskan ke kamar mandi karena aku memang mau kencing, dengan tergesa-gesa aku berlari ke kamar mandi, kulihat pintu kamar mandi tidak tertutup. Saat aku di depan pintu, aku samar-samar mendengar bunyi air yang dipancurkan berarti ada yang mandi shower. “Ohh.. my God..” saat itu terpampang tubuh molek Tante Merry sedang mandi di pancuran sambil mendesah-desah, dia menggosok tubuhnya membelakangi pintu. Terlihat bagian pantatnya yang padat dan seksi, karena suara air begitu deras mungkin Tante Merry tidak mendengar saat aku melebarkan pintunya. Dari luar aku memandangnya lebih leluasa, tangannya sedang menggosok buah dadanya dan kadang buah dadanya yang berukuran 36C itu diremasnya sendiri, aku ikut terhanyut melihat keadaan itu.

Saat dia membalikkan badan, kulihat dia mendesis sambil matanya terpejam seperti sedang membayangkan sesuatu yang sedang dialaminya. Waaouuw.., dari depan aku semakin jelas melihat keindahan tubuh Tante Merry. Buah dadanya yang sedang diremas tangannya sendiri kelihatan masih tegak menantang bulat sekal dengan puting yang mencuat runcing di tengahnya, mungkin karena dia belum pernah menyusui bayi maka kelihatan seperti buah dada seorang perawan, masih segar. Aku sempat terperangah karena berbeda sekali dengan kepunyaan Tante Tika yang sudah agak menggantung sedikit tapi ukurannya lebih kecil sedikit. Lalu pandanganku semakin turun, kulihat hutan rimbun di bawah perutnya sudah basah oleh air, kelihatan tersisir rapi dan di bawahnya sedikit daging kecil itu begitu menonjol dan lubangnya lebih kecil dari lubang milik Tante Tika. Tak lama kemudian tangannya meluncur ke bawah dan menggosok bagian demi bagian. Saat tangan mungilnya digosokkan pada klirotisnya, kakinya ikut direnggangkan, pantatnya naik turun. Aku baru menyadari bahwa kemaluanku sudah tegak berdiri malah sudah keluar cairan sedikit. Aku semakin tak tahan, aku lalu main spekulasi aku harus bisa menundukkan Tante Merry paling tidak selama ini dia merasa kesepian, selama dua bulan terakhir ini dirinya tidak disentuh laki-laki berarti dia sangat butuh kepuasan batin.

Satu persatu pakaianku kulepas hingga telanjang bulat, burungku yang sudah berdiri tegak seperti tugu monas ini sudah tidak sabar ingin mencari sarangnya. Lalu diam-diam aku masuk ke kamar mandi dan aku memeluk Tante Merry dari belakang, tanganku ikut meremas buah dadanya dan kuciumi tengkuknya dari belakang. Tante Merry kaget, “Haii.. apa-apaan kamu Doonny!” bentaknya sambil berusaha melepaskan pelukanku. Aku tidak menyerah, terus berusaha.
“Doonn.. Lepaaskaan Tantee.. Jangaan..” Dia terus berontak.
“Tenang Tante.. saya cuma ingin membantu Tante, melepaskan kesepian Tante,” aku terus menciuminya sedang tanganku yang satunya bergerilya ke bawah, kugantikan tangannya yang tadi menggosok liang kewanitaannya sendiri. Bibir kemaluannya kuremas dan kuusap-usap pelan.
“Tapi Doon, Ouhhg.. Aku kaan.. sshah..” dia sepertinya juga sudah menikmati permainanku.
“Sudah berapa lama Tante mengintip kami tadi.. Tante kesepian.. Tante butuh kepuasan.. saya akan memuaskan Tante.. nikmati saja,” aku terus mencumbunya.
“Ouugh.. Ahh.. Jangaann Oohh..” dia terus melarang tapi sesaat kemudian dia membalikkan badan.
“Doonn, puaskan dahaga Tante..” katanya sambil melumat bibirku, kini dia begitu agresif, aku ganti kewalahan dan berusaha mengimbanginya, tanganku meremas kedua buah dada Tante Merry.
“Hmm kamu hebaat.. sayaang,” tanpa sadar keluar ucapan itu dari mulutnya.

Selama 25 menit kami saling mencumbu, saling meremas dalam keadaan berdiri hingga..
“Ahh.. Doon, cukuup Doon.. lakukanlah, aku sudah tidaak tahaan.. Ohh..” rintihnya.
Lalu kudorong tubuh Tante Merry menepi ke dinding, kurenggangkan kakinya. Sesaat kulihat bibir kemaluannya ikut membuka lebar, klitorisnya terlihat meriang memerah dan sudah banyak cairan yang membasahi dinding kewanitaannya. Lalu kuletakkan batang kejantananku yang sudah mengeras itu di bibir kemaluan Tante Merry, pelan-pelan kumasukkan. “Uhh.. ss, pelaan sayang, punyamu terlalu besar,” jeritnya kecil. Memang kelihatannya liang kewanitaan yang satu ini masih sempit mungkin jarang dipakai. Perlahan batang kejantananku mulai masuk lebih dalam hingga akhirnya amblas seluruhnya. “Aouuwww..” Tante Merry menjerit lagi mungkin dia belum terbiasa dengan batang kejantanan yang berukuran besar. Setelah keadaan agak rileks, aku mulai menggerakkan batang kejantananku maju mundur. “Oohh.. teruskaan Sayaang.. gendoong aku,” katanya sambil menaikkan kakinya dan dijepitkan di pinggangku. Saat itu batang kejantananku seperti dijepit oleh dinding kewanitaannya tapi justru gesekannya semakin terasa nikmat.

Tante Merry terus melakukan goyang pinggulnya.
“Ohh.. ennaak Tantee..” aku semakin terangsang.
“Tantee jugaa nikmaat.. Doon, punya kamu nikmaat banget.. Ohh, rasanya lebih nikmat dari punya suamikuu.. Ahh.. Uhh.. Tusuk yang lebih keras sayang.” desis Tante Merry.
“Aaahh.. Aaagh.. Ohh.. Sshh..” Tante Merry merintih tak karuan dan gerakan pinggulnya semakin tak beraturan.
“Doon, Ohh.. genjoot teruuss..” dia setengah menjerit, “Don, masukin yang dalam, yachh..”
“Enaak Tante, mmhh..” aku merasakan sukmaku seperti terbang ke awan, liang kewanitaan perempuan ini nikmat betul sih, sayang suaminya kurang bisa memuaskannya.
“Ouuhh, Doon.. Tantee.. Mauu Keel.. Aaahh..” dia menjerit sambil menekankan pantatnya lebih dalam. “Seerr..” terasa cairan hangat membasahi batang kejantananku di dalam rahimnya. Tapi aku terus memacu gerakanku hingga aku sendiri merasakan mau mencapai orgasme.
“Tantee.. dikeluarkan di dalam apa di luar,” aku masih sempat bertanya.
“Di dalam sajaa, berii aku bibitmu sayang,” pintanya.


Tak lama kemudian aku merasakan ada dorongan dari dalam yang keluar, “Crroott.. crroott.. croott..” cairan maniku langsung memenuhi rahim Tante Merry, lama kami berpelukan kencang hingga akhirnya aku merasa kakiku lemas sekali, tapi aku terus mencumbu bibirnya.
“Terima kasih Doon, kamu telah menghilangkan dahagaku,” kata Tante Merry.
“Tante, boleh nggak kapan-kapan saya minta lagi sama Tante, tapi sekarang Shinta mau datang dari les, kita sudahi dulu yaa..” tanyaku.
“Aku yang harusnya meminta, masak cuma Kak Tika yang kamu puasi, sedangkan aku nggaak, tadi aku ngiri deh sama kakakku bisa ngedapatin kepuasan dari pemuda gagah seperti kamu,” jawabnya.
“Baiklah, nanti kita bertiga akan rundingkan, saya yakin dia akan mengerti kok, dan bisa memberi kesempatan sama adiknya sendiri, yang penting kita bisa menjaga rahasia ini, ya nggak..” tanyaku.
“Benar Sayang, terserah kamu asal kamu mau ngasih aku jatah.. aku sudah puas, kok..” jawabnya.

Kemudian kami sudah mengenakan pakaian kami masing-masing dan keluar dari kamar mandi. Kulihat ke kamar Tante Tika, dia masih tertidur, lalu kubangunkan.
“Tante banguun, cepatlah berpakaian.. nanti Shinta curiga kalo Tante masih telanjang begini,” kemudian Tante Tika gelagapan sendiri terus bangun.
“Hahh, hampir jam lima.. Ya ampuun, Tante tertidur yaa, kamu tadi ke mana kok ninggalin Tante?” tanya Tante Tika.
“Sudahlah, Tante berpakaian dulu nanti saya ceritakan, sekarang saya tunggu di ruang tamu,” kataku sambil ngeloyor ke ruang tamu. Di sana Tante Merry sudah menungguku, dia masih menyisir rambutnya yang masih basah. Tak lama kemudian Tante Tika muncul ke ruang tamu.
“Ehh kamuu Mer, sudah lama datangnya,” tanya Tante Tika sambil duduk di hadapanku.
“Wah sudah hampir 2 jam yang lalu, Mbak sih di kamar terus jadi nggak tahu kalau saya sudah datang, mana pintu depan nggak dikunci lagi, gimana tadi kalau ada Shinta yang datang trus nyari Mamahnya, dan melihat Mamahnya kayak tadi, wah bisa terjadi perang dunia ketiga,” katanya santai.
Tante Tika wajahnya kelihatan pucat, “Jadii, Kamu sudaah..”
“Santai saja Mbaak, saya bisa ngerti kok, rahasia aman,” kata Tante Merry.
“Iya Tante, kita sudah kompakan kok,” sahutku, “Tapi misalkan Tante Tika berbagi denga Tante Merry gimana?”
“Gini lhoo Mbak, masak cuma Mbak yang dipuaskan, saya kan juga kesepian, boleh dong kita berbagi kejantanan Donny. Saya akui dia hebat Mbak, bisa memuaskan saya,” katanya sambil mengerlingkan matanya ke arahku.
“Ohh.. jadi kalian juga sudah..” tanya Tante Tika.
“Benar Tante, sekarang kami sudah terus terang, sekarang tergantung Tante, boleh nggak saya juga main dengan Tante Merry, kasihan kan suaminya jarang pulang dia juga butuh kepuasan seperti Tante.”
“Yahh mau gimana lagi.. aku bisa ngerti kok sama Adikku, asal si Donny bisa bersikap adil aku nggak keberatan.”

Itulah kisahku dengan Ibu pacarku dan Tantenya, hubunganku dengan Shinta terus berlanjut dan perselingkuhanku dengan Mama dan Tantenya juga nggak berhenti, hingga 1 tahun kemudian Tante Merry melahirkan anaknya. Saat aku dan Shinta membesuknya di persalinan, kulihat Om Nanto sedang ngobrol dengan Tante Tika. “Mari silakan masuk..” Om Nanto kelihatan gembira menyambut kelahiran anaknya. Kulihat Tante Merry tersenyum pada kami, saat Shinta menghampiri box bayi yang jaraknya tidak begitu jauh dari ranjang ibunya. Tante Merry memanggilku dengan isyarat tangan. Dengan setengah berbisik dia berkata, “Lihat anakmu sangat tampan dan gagah Sayang, seperti kamu,” katanya kepadaku. Aku tersenyum penuh arti.